RADAR MAGELANG – Polresta Magelang menggelar sterilisasi sejumlah gereja di wilayah hukumnya.
Hal tersebut dilakukan guna memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi para jemaah saat beribadah pada perayaan Natal.
Sterilisasi dilakukan bersama Tim Gegana Polresta Magelang dan TNI.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Mustofa mengutarakan, sterilisasi ini dilakukan dalam rangka persiapan perayaan ibadah Natal.
“Ibadahnya dimulai nanti sore. Begitu pula dengan besok pagi jika ada ibadah lagi, kami akan melaksanakan sterilisasi lagi,” terangnya, Minggu (24/12/2023).
Selain melakukan sterilisasi, lanjut dia, Polresta Magelang melakukan serangkaian pola penjagaan di sejumlah gereja.
Mulai dari menggandeng TNI, remaja gereja, hingga pengurus gereja.
Langkah itu dilakukan sebagai upaya antisipasi apabila ada lonjakan jemaah yang berkunjung ke gereja.
Baca Juga: LEGO Sapa Penggemar Twilight : Set Edisi Rumah Keluarga Cullen Akan Segera Hadir
Mustofa menambahkan, pengamanan gereja ini menjadi satu rangkaian dari kegiatan Operasi Lilin Candi yang digelar mulai 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.
“Kami juga melakukan pengamanan terhadap jalur (lalu lintas) dan semua tempat ibadah yang melaksanakan perayaan Natal,” jelasnya.
Dia menyebut, terdapat puluhan gereja yang tersebar di wilayah Kabupaten Magelang.
Namun, skala prioritas dilakukan pengamanan adalah terhadap gereja yang diprediksi dihadiri ratusan jemaah saat pelaksanaan misa. Seperti di Gereja Van Lith Muntilan.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Wamenag: Jangan Gunakan Agama sebagai Alat Politik
Dia berharap, perayaan Natal tahun ini dapat berjalan lancar, aman, dan tidak ada gangguan.
“Sehingga saudara kita umat Nasrani dapat menjalankan ibadah perayaan Natal 2023 dengan aman dan damai,” bebernya.
Sementara itu, petugas keamanan Gereja Van Lith Muntilan Winarto menyebut, gereja itu mampu menampung sekitar 900 jemaah.
Sementara di luar gereja, pengurus menyediakan tempat untuk 1.200 jemaah yang hendak beribadah.
Baca Juga: Kontrovensi Kecantikan : Maraknya Tindakan Suntik Botok di kalangan Gen Z dan Pandangan Ahli
“Ada dua kali misa (hari ini), jam 05.00 sama jam 20.30. Kalau besok pagi, jam 06.00 sama jam 08.00,” sebutnya.
Sebetulnya, kata dia, pengurus gereja menetapkan sistem kuota bagi para jemaah. Dibatasi hanya sekitar 2.000 orang dalam satu waktu.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di sekitar gereja. Sebab, jika tidak ada pembatasan, sekali misa bisa dihadiri 3.500 jemaah. (aya/bah)
