RADAR MAGELANG – Potensi zakat di Kabupaten Purworejo cukup besar karena mayoritas warga Purworejo memeluk agama Islam. Namun, ternyata realisasi pengumpulan zakat belum maksimal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Purworejo Yuli Hastuti dalam agenda rakor Unit Pengumpul Zakat (UPZ) pada Kamis (28/12).
UPZ merupakan bentuk transparansi sekaligus wahana evaluasi pelaksanaan pengumpulan zakat di Kabupaten Purworejo.
“Potensi zakat di Kabupaten Purworejo cukup besar. Tapi, saat ini realisasi pengumpulan zakat masih belum maksimal,” katanya.
Dikatakan, belum optimalnya pengumpulan zakat disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Selain itu, kesadaran membayar zakat yang memang masih kurang. Pun, dipengaruhi juga oleh faktor transparansi pengelolaan zakat sehingga membuat para calon muzaki (pembayar zakat) ragu.
Untuk itu, kata Yuli, perlu penguatan kelembagaan pengelola zakat dan sosialisasi secara terus menerus. Agar masyarakat termotivasi untuk menunaikan kewajiban berzakat.
Yuli mengajak seluruh pihak baik dari pemerintah, lembaga zakat, maupun masyarakat untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dengan baik.
Yakni, untuk memberikan dampak yang lebih besar dan lebih positif bagi mereka yang membutuhkan dengan berzakat.
Kepala Baznas Purworejo Ahmad Hamid menyampaikan, di 2023 ini Baznas Kabupaten Purworejo telah mendistribusikan zakat kepada 3.201 mustahik.
Selain itu, juga membantu korban bencana alam, bencana kekeringan, pasokan air bersih, hingga pendampingan untuk masyarakat kurang mampu.
Baznas Kabupaten Purworejo juga telah ikut melakukan pembangunan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 40 rumah, 157 masjid, 57 mushola, bantuan pondok pesantren.
“Saya berharap, tahun depan penerima manfaat di Kabupaten Purworejo semakin banyak dan menyeluruh,” tandas dia. (han/amd)