RADAR MAGELANG – Gelaran Kebumen Beach Marathon (KBM) 2023 berakhir pada keputusan menganulir kandidat juara. Kebijakan ini diambil pasca segenap panitia mendapat protes dari para peserta.
Wakil Ketua Panitia KBM 2023 Frans Haidar mengaku, tak sedikit peserta meminta keadilan atas pengumuman hasil juara kemarin. Mereka merasa dirugikan karena dianggap tak sesuai kenyataan di lapangan. Kondisi ini lantas membuat panitia perlu menentukam langkah guna mengurai benang kusut yang terjadi. “Ini bentuk tanggung jawab dan profesionalisme panitia,” kata Frans saat konfrensi pers di kompleks Pendopo Kabumian kemarin (3/1).
Keputusan ini diambil berdasar hasil peninjauan ulang segenap panitia. Panitia, lanjut dia, telah menggelar rangkaian investigasi serta verifikasi ulang. Semua merujuk data maupun catatan waktu setiap peserta. Selain itu, cara lain dilakukan dengan membandingkan dokumentasi foto maupun video ketika berada di cek poin maupun garis finis. “Kami menganulir pengumuman pemenang. Semoga menyelesaikan permaslaahan,” ungkap Frans, yang juga Asisten 2 Sekda Kebumen.
Lebih lanjut, sebagai bentuk tanggungjawab, panitia juga telah menyediakan fasilitas ketika proses pengambilan tropi atau penghargaan juara. Nantinya, kata Frans, seluruh akomodasi peserta akan ditanggung panitia, baik transportasi maupun penginapan. “Kami publish pemenang via IG. Akomodasi disiapkan panitia,” ucapnya.
Frans menjelaskan, terkait keluhan peserta terkait minimnya papan petunjuk arah sebenarnya telah diantisipasi panitia. Termasuk keterlibatan marshal atau petugas pengarah di persimpangan jalan. Namun, ia pun tak menyangka pelaksanaan di lapangan tak sesuai ekspektasi. “Setiap petunjuk ada marshal, tapi menggunakan baju warna putih. Jadi peserta sulit membedakan,” ujarnya.
“Intinya kami sudah menyediakan tanda petunjuk. Dan, kami pakai simbol penyu untuk mengenalkan habitat lokal. Mungkin ada yang memahami dan ada yang tidak terlihat. Akibat ini beberapa pelari salah rute,” sambungnya.
Frans sadar diri pelaksanaan KBM 2023 memang masih banyak kekurangan. Ia mengaku semua murni atas kesalahan panitia. Hal ini dianggap menjadi pembelajaran berharga agar tak terulang di even berikunya. “Kesalahan ada pada kami selaku panitia. Mohon maaf sebesar-besarnya,” ungkap Frans.
Gelaran KBM masuk dalam agenda rutin tahunan pemkab. Tahun 2023, merupakan evenseri kedua setelah tahun sebelumnya sukses digelar. Catatan panitia, pada KBM 2023 lalu diikuti lebih dari 2.500 peserta.
Dari keseluruhan peserta, 50 persen diantaranya merupakan peserta luar daerah. Dalam even ini juga mendapat perhatian dari atlet yang pernah berkompetisi di PON maupun Sea Games. “Para pelari berniat baik untuk membicarakan masalah, malah pihak panitia memutuskan sepihak sendiri. Kami cuma menuntut keadilan saja karena ini kesalahan panitia,” kata peserta Rio Dwi Anggara.
Sebelumnya, kegaduhan terjadi saat gelaran KBM 2023 berlangsung. Sejumlah peserta menganggap panitia even bergengsi tersebut tak profesional alias amatiran. Hal ini dipicu karena banyaknya peserta lari yang salah arah karena minimnya petunjuk di lokasi kegiatan. “Ya kalau memang tidak ada keadilan dan titik terang, ya terpaksa diboikot aja,” tandas Rio. (fid/eno)