Neutron Yogyakarta

Hercules Karya Petani Desa Tegalrejo Pernah Juara Teknologi Tepat Guna di Purworejo

Hercules Karya Petani Desa Tegalrejo Pernah Juara Teknologi Tepat Guna di Purworejo
Foto alat pematun padi rakitan Purmoko saat diikutkan pameran beberapa waktu lalu.

RADAR MAGELANG – Di Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, salah satu petaninya berhasil merakit alat mesin pertanian (alsintan) penyiang atau pematun gulma padi.

Yaitu, Purmoko, 54, perakit mesin penyiangan semiotomatis  yang dia namai Hercules. Nama Hercules, muncul karena menurut Moko, sapaannya, mesin rakitannya adalah sosok tenaga yang tangguh.

Baca Juga: Di Padang Nyoman Sukarja Cetak Gol Lagi untuk PSIM Jogja

Hercules buatannya tersebut bahkan pernah juara satu ajang lomba TTG (teknologi tepat guna) Unggulan tingkat kabupaten pada Maret lalu. Pun, juara dua tingkat provinsi di ajang yang sama yaitu lomba TTG Unggulan.

Dia sudah belajar merakit alat tersebut sejak 2010 lalu. Awalnya hanya untuk penggunaan pribadi, tetapi lambat laun banyak yang berminat. Sejak 2015 mulai banyak yang pesan. “Banyak yang minat dan pesan. Sejak 2010 sudah merakit 24 mesin. Satu unit saya hargai Rp 3,9 juta,” katanya saat ditemui Jumat (5/1).

Baca Juga: Lautaro Martinez dan Davide Frattesi Pastikan Inter Kokoh di Puncak Klasemen Usai Tekuk Verona 2-1

Menurutnya, alat rakitannya lebih efisien dan dapat memudahkan kerja petani. Yang paling penting adalah dapat menghemat tenaga dan mempercepat kerja petani karena setiap dua jam dapat menggarap 1/7 hektare sawah. Biaya yang dibutuhkan petani Rp 30 ribu untuk bahan bakar.

“Saya merakit alat itu penggeraknya hanya membutuhkan alat gearbox dengan mesin dua tak atau empat tak. Selanjutnya saya modif, rodanya menggunakan plat ketebalan 2,2 milimeter dengan diameter 25 cm,” jelas pria asal Desa Tegalrejo itu. Untuk perakitannya, kata Moko, setiap satu unit hanya butuh waktu satu minggu.

Baca Juga: NPC DIY Gelar Seleksi Terbatas untuk Jaring Atlet di Ajang Peparnas

Dia berharap, khususnya para petani muda di Kabupaten Purworejo dapat menggunakan alat tersebut. Karena pada prinsipnya, alat tersebut dibuat agar lebih efisien, simple, praktis dan meningkatkan produktivitas hasil panennya. Lebih praktis lagi kalau penggunaan dilakukan pada area sawah yang tanahnya agak bantat, dengan kondisi air yang memadai. “Di desa ini (Tegalrejo) baru ada dua warga yang pesan dan menggunakan,” ungkapnya.

Selain itu, ada petani yang potensial, sebanyak 25 hektare dari 101 hektare sawah di Desa Tegalrejo menerapkan sistem tanam padi jejer legowo. Sistem tersebut adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.

Baca Juga: BPS DIY Beberkan Sensus Pertanian Lanjutan Siap Kembali Dilakukan

Menurut Moko, dengan sistem jejer legowo tersebut produktivitas padi meningkat sekitar 30 persen. “Rata-rata per hektare bisa panen sekitar 7,5 ton. Makanya dipertahankan sampai sekarang,” sebut dia.

Terpisah, Kepala Desa Tegalrejo Budi Prakoso menyampaikan, terkait alsintan pematun padi buatan Purmoko, dia sangat mendukung hal tersebut. Pemerintah Desa (Pemdes)Tegalrejo juga membantu pemasaran melalui BUMDes Tegalrejo. “Kami juga upayakan agar alat rakitannya itu memiliki hak paten,” tandasnya. (han/pra)

Lainnya