Neutron Yogyakarta

Kuota Pupuk Subsidi Purworejo Berkurang, Tahun Ini Rata- Rata Ada Kekurangan 50 Persen

Kuota Pupuk Subsidi Purworejo Berkurang, Tahun Ini Rata- Rata Ada Kekurangan 50 Persen
MENGHIJAU: Para petani di wilayah Kecamatan Purwodadi saat mengolah lahannya dan segera siap untuk ditanami padi, (9/1).JIHAN ARON VAHERA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Purworejo tahun ini mengalami pengurangan. Tahun ini Kabupaten Purworejo mendapatkan alokasi pupuk urea 9.051,4 ton, NPK untuk padi 5.977 ton, dan NPK untuk kakao 1.772 ton.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo Hadi Sadsila menyampaikan, pengurangan pupuk bersubsidi di Indonesia, rata-rata berkurang 50 persen lebih, termasuk di Purworejo. Hal tersebut terjadi karena kesulitan bahan baku, dampak dari perang Ukraina-Rusia.

Hadi menyebut, jumlah alokasi pupuk bersubsidi di 2024 itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Kabupaten Purworejo. “Di Purworejo itu untuk urea kebutuhannya sekitar 12 ribu ton, kalau NPK kurang lebih 9.000-an ton,” katanya, kemarin (9/1).

Menurutnya, jumlah alokasi pupuk pada 2024 tersebut cukup untuk musim tanam pertama (MT1). Namun, jika tidak ditambah, akan berpengaruh pada MT2 dan MT3. “Kami berharap akan ada penambahan kuota pupuk bersubsidi, karena petani kita masih sangat bergantung pada pupuk subsidi,” sambungnya.

Selama ini, pihaknya juga telah mendorong para petani untuk menggunakan pupuk organik. Namun, yang menggunakan belum banyak. Pupuk bersubsidi 2024 tersebut saat ini sudah didistribusikan ke distributor dan KPL (kios pupuk lengkap). Seharusnya, pupuk sudah bisa diambil oleh petani menggunakan kartu tani. “Saat ini masih menggunakan kartu tani, ada wacana menggunakan KTP tapi mekanisme dan teknisnya masih akan dikoordinasikan,” terang dia.

Salah satu petani di Kecamatan Purwodadi Paruki mengatakan, dia sempat kesulitan air sehingga bibit padi terlambat ditanam. “Seharusnya bibit padi semaian umur 20-25 haru sudah harus ditanam, saya menanam sudah berumur 30 hari,” sebutnya.

Untuk mengatasinya, haris dikejar dengan pupuk agar anakan batang padi banyak. Namun, saat ini dia merasa masih belum mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena, informasi dari distributor, pupuk baru bisa diambil sepuluh hari lagi. “Padahal, kami sudah terlambat tanam. Harapan pengambilannya bisa dipercepat,” harap dia. (han/din)

Lainnya

Exit mobile version