Neutron Yogyakarta

Ingin Buat Green House di Madrasah, MAN 2 Kebumen Gagas Bank Sampah

Ingin Buat Green House di Madrasah, MAN 2 Kebumen Gagas Bank Sampah
Kepala MAN 2 Kebumen Warsam.

RADAR MAGELANG – MAN 2 Kebumen mulai merintis gerakan pengelolaan sampah terpadu melalui program bank sampah.

Aksi nyata tersebut merupakan respon atas isu lingkungan yang kini masih menjadi persoalan menahun.

Waka Sarpras MAN 2 Kebumen Fakhruddin Laely mengatakan, dalam program bank sampah ini pihaknya sengaja membangun kemitraan dengan tempat pengelolaan sampah terdekat.

Sebelumnya, MAN 2 Kebumen juga telah mengundang tim dari dinas terkait untuk memberikan materi soal pengelolaan sampah di sekolah.

“Rencananya dengan TPS3R Selang. Jadi, sampah di madrasah semuanya berguna,” tutur Fakhruddin, Selasa (23/1).

Bank sampah ini akah fokus mengolah sampah di sekolah jenis organik maupun anorganik.

Menurutnya, dari optimalisasi program pengelolaan sampah diharapkan dapat memberikan banyak manfaat.

Seiring dengan program itu pihaknya juga terus mendorong agar tumbuh kepedulian warga madrasah mengenai pengelolaan sampah.

“Bisa jadi kompos dan macam-macam. Khusus anorganik dikumpulkan untuk dijual,” ungkapnya.

Melalui program tersebut, lanjut Fakhruddin, sampah yang terkumpul bakal diolah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

Dia bersama guru lain juga berkeinginan membangun rumah hijau di lingkungan madrasah.

“Rencananya green house di dekat tempat parkir. Masih kami konsep. Kalau program sudah jalan, baru eksekusi,” katanya.

Kepala MAN 2 Kebumen Warsam menyambut baik program bank sampah yang baru saja digagas. Dari program ini diharapkan muncul kebiasaan para siswa untuk memulai gerakan pengelolaan sampah.

Dengan begitu kondisi lingkungan sekolah dapat terjaga dengan baik.

“Berawal dari madrasah, diharapkan dipraktekkan di rumah masing-masing,” ujarnya.

Program bank sampah juga masuk dalam penjabaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil ‘Alamin (P5RA) yang dicanangkan Kementerian Agama.

Salah satu komponen penting yang tercantum dalam P5RA adaalah membangun karakter.

“Sadar sejak masih remaja, semoga terus terpupuk kesadaran sampai tua,” pungkasnya. (fid)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version