Neutron Yogyakarta

Purworejo Resmi Punya Kebun Binatang, Pembangunan Tahap Pertama Mini Zoo Selesai

Purworejo Resmi Punya Kebun Binatang, Pembangunan Tahap Pertama Mini Zoo Selesai
PERTAMA: Pengendara sepeda motor melintas di depan Mini Zoo Purworejo.JIHAN ARON VAHERA/RADAR JOGJA

PURWOREJO – Proyek Mini Zoo Purworejo tahap pertama akhirnya selesai. Meski, pengerjaannya sempat mengalami kendala.

Penyelesaian proyek dengan anggaran kurang lebih Rp 9,4 miliar tersebut tidak tepat waktu. Tapi, akhirnya tuntas.

Proyek mini zoo telah diserahterimakan dari pelaksana yaitu CV Setia Budi Jaya Perkasa dari DIY ke Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Purworejo pada 15 Januari 2024 lalu.

Kepala Dinporapar Purworejo Stephanus Aan Isa Nugraha mengakui, pembangunan Mini Zoo Purworejo mengalami keterlambatan.

Seharusnya, pembangunan tahap pertama mini zoo yaitu pembangunan fisik ditargetkan selesai 29 Desember 2023. Namun, tidak sesuai rencana.

“Sehingga kami berikan kesempatan kepada pelaksana selama sepuluh hari sampai 8 Januari 2024. Kemudian, kami beri kesempatan kedua selama 20 hari dengan denda,” ungkapnya Jumat (26/1).

Adapun pembangunan mini zoo tahap pertama antara lain, mengerjakan bangunan utama dan fasilitas utama. Misalnya, kandang, landscape, hingga sarana prasaran.

Meski terlambat, kata Aan material berada di lokasi semua dan tenaga kerja juga siap.

“Kendalanya memang saat pengerjaan proyek, hujan hampir setiap hari sehingga menghambat para pekerja untuk mengerjakan proyek tersebut,” imbuh dia.

Beruntung, saat ini proyek mini zoo yang berlokasi di Jalan Purworejo-Magelang, Kelurahan Keseneng, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, saat ini sudah selesai.

Meski, pelaksana proyek memiliki tanggung jawab menyelesaikan proyek dengan konsekuensi denda.

“Kalau dihitung, kontraktor membayar denda selama 17 hari dengan dengan per hari Rp 8,5 juta, sekitar Rp 144,5 juta,” ungkap Aan.

Saat ini mini zoo tengah dalam masa pemeliharaan hingga 180 hari sejak serah terima proyek. Untuk itu, proyek mini zoo tahap pertama masih tanggung jawab pelaksana.

Rencananya, proyek tersebut akan dilanjutkan tahap kedua untuk memberikan fasilitas pendukung, seperti tempat parkir, jalan akses masuk, pagar pengaman, lampu tambahan, dan sebagainya.

“Tahap dua butuh dana Rp 5 miliar sesuai DED 2022. Dengan catatan tidak ada kenaikan harga material saat pelaksanaan,” tandas Aan. (han)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)