RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen mengalokasikan anggaran senilai Rp 50,5 miliar untuk belanja infrastruktur. Anggaran yang bersumber dari pembiayaan APBD 2024 tersebut disiapkan untuk perbaikan ruas jalan rusak.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya merealisasikan program prioritas di sektor infrastruktur. Salah satunya perbaikan jalan dari berbagai sumber pendanaan. “Setiap tahun pemerintah tetap menganggarkan perbaikan jalan, karena memang kondisi jalan masih banyak yang rusak,” ungkapnya, Senin (30/1).
Menurut Arif, kondisi jalan rusak di Kebumen disebabkan berbagai faktor, di antaranya akibat genangan air karena cuaca ekstrem. Selain itu masih banyak kendaraan berat melintas melebihi tonase. “Kondisi jalan yang selalu basah, maka cepat rusak,” ujarnya.
Arif menjelaskan, penanganan jalan rusak di Kebumen tidak dapat menyeluruh, mengingat anggaran daerah cukup terbatas. Sehingga perlu diterapkan pola penanganan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat bersabar menunggu perbaikan jalan rusak.
Baca Juga: Pakai Banyak Kertas Untuk Logistik Pemilu, KPPS di Kebumen Tanam Ribuan Pohon Usai Dilantik
Di lain sisi, pemerintah daerah juga terus membuka ruang komunikasi dengan pemerintah provinsi hingga pusat. Intinya meminta bantuan anggaran untuk perbaikan infrastruktur. Adapun beberapa ruas jalan yang segera dilakukan perbaikan meliputi, Ruas Jalan Soka-Klirong. Kemudian, Ruas Jalan Jogosimo-Tegalretno. “Perlu mengajukan bantuan dana perbaikan jalan ke pemerintah pusat,” terangnya.
Berdasarkan data Dinas PUPR Kebumen, pada tahun 2024 pemerintah daerah menerima bantuan dana alokasi umum (DAU) untuk realisasi pemeliharaan 10 ruas jalan. Berikutnya ada empat ruas jalan yang akan dibangun dari anggaran bantuan provinsi (banprov). Selain itu, ada tiga ruas jalan lain dibangun dari usulan program inpres.
Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menyatakan, alokasi anggaran infratruktur perlu memperhatikan aspek pemerataan. Hal ini dinilai penting karena memberikan pengaruh positif terhadap perputaran ekonomi masyarakat. Tak hanya itu, dia pun meminta agar proses pengerjaan proyek infratruktur memperhatikan kualitas. Akses di pelosok itu penting. Misalnya supaya petani mudah membawa hasil pertanian. “Kami juga minta pekerjaan tidak asal-asalan,” tegasnya. (fid/din)