Neutron Yogyakarta

Pengemplang Pajak Jadi Catatan BPKPD Kebumen

Pengemplang Pajak Jadi Catatan BPKPD Kebumen
TERBUKA: Bupati Kebumen Arif Sugiyanto membuka kegiatan transparansi anggaran APBD 2024 sekaligus program pembayaran PBB satu hari lunas. (Dokumentasi Prokopim Kebumen)

RADAR MAGELANG – Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) di Kebumen pada 2023 telah mencapai target. Kendati begitu, mencatat masih ada sejumlah persoalan yang perlu dibenahi. Salah satunya dengan kemunculan kasus petugas pengemplang pajak.

“Yang harus dievaluasi para petugas pemungut pajak harus ada seleksi ketat yang berintegritas,” kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kebumen Aden Andri Susilo Sabtu (3/2).

Menurut Aden, integritas petugas pemungut pajak menjadi kunci keberhasilan perolehan pendapatan daerah dari sektor pajak. Tanpa modal intergritas, kata dia, sulit rasanya mengedepankan nilai akuntabilitas yang dibutuhkan dalam realisasi pendapatan daerah. “Mereka yang bermasalah tidak perlu lagi dipakai. Ganti yang baru,” tegas Aden.

Aden menjelaskan, berkaca dari kasus petugas pengemplang pajak, diperoleh fakta bahwa hasil penyalahgunaan PBB digunakan untuk kepentingan pribadi. Atas hal tersebut pemkab pun tak tinggal diam. Dengan melakukan upaya pencegahan melalui kerja kolaborasi bersama aparat penegak hukum. “Para petugas pemungut PBB yang nakal kalau tidak ada itikad baik akan diproses secara hukum,” ucap Aden.

Terkait capaian, Aden bersyukur penerimaan PBB Kebumen pada 2023 mampu melampau target. Dari target penerimaan senilai Rp 56,7 miliar, tercapai sebesar Rp 56,9 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan dari realisasi penerimaan 2022, sebesar Rp 56,6 miliar. “Tentunya ini akan terus kami genjot agar tidak ada lagi wajib pajak yang nunggak,” ucapnya.

Berdasar rekap BPKPD, ada sembilan jenis pajak sebagai andalan pendapatan daerah. Masing-masing penerimaan pajak hotel, pada 2023 terealisasi Rp 2,9 miliar. Pajak restoran teralisasi Rp 13,2 miliar. Selain itu, capaian pajak hiburan sebesar Rp 1,1 miliar dan pajak reklame Rp 2,3 miliar.

Berikutnya, ada pajak penerangan jalan dengan capaian realisasi Rp 42,2 miliar. Pajak parkir Rp 743,6 juta. Pajak air tanah Rp 404 juta. Sedangkan, pajak mineral bukan logam dan batuan Rp 593 juta. Terakhir, pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan terealisasi Rp 16,6 miliar. “Hanya satu yang belum tercapai untuk pajak mineral bukan logam dan batuan yang ditarget Rp 700 juta,” ucapnya.

Aden menyebut, realisasi penerimaan PBB tertinggu diraih Kecamatan Kebumen. Sedangkan paling rendah di Kecamatan Pejagoan dan Gombong. “Gombong meski pun kota, itu banyak wajib pajaknya tidak berada di situ. Jadi kami kesulitan menagih,” ucapnya.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kebumen Haedar menyebut, kasus penyelewengan pajak pada 2023 ditemukan di sejumlah desa. Adapun terduga pelaku kini telah mengembalikan uang tarikan pajak yang diselewengkan. Uang pajak tersebut sudah disetorkan ke pemerintah daerah melalui BPKPD. “Terkait pengemplang pajak, kami pakai sistem pendampingan,” sebutnya.

Anggota DPRD Kebumen Wahid Mulyadi mengajak agar masyarakat taat dalam pembayaran PBB. Secara prinsip, kata dia, pendapatan daerah dari sektor pajak tentu akan kembali lagi ke masyarakat. Bentuknya melalui berbagai program pembangunan. “Ketika masuk kas pendapatan. Nanti diolah lagi buat kesehatan, pendidikan, perbaikan jalan dan yang lain. Nah ini yang perlu dipahami,” bebernya. (fid/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)