Neutron Yogyakarta

Dua Hari Libur Peringatan Isra Mi’raj dan Imlek 2024, Penumpang KA di Daop 5 Purwokerto Meningkat dari Biasanya

Dua Hari Libur Peringatan Isra Mi’raj dan Imlek 2024, Penumpang KA di Daop 5 Purwokerto Meningkat dari  Biasanya
ISTIMEWA Suasana salah satu stasiun di wilayah Daop 5 Purwokerto saat menyambut Tahun Baru Imlek 2024. ISTIMEWA

PURWOREJO – Dua hari libur peringatan Isra Mi’raj dan Imlek 2024, penumpang kereta api (KA) di Daerah Operasional (Daop) 5 Purwokerto alami peningkatan dari biasanya.

Selama dua hari libur yakni 8-9 Februari, sebanyak 28.275 penumpang sudah diberangkatkan dari stasiun-stasiun di wilayah Daop 5 Purwokerto, termasuk Stasiun Kutoarjo.

“Ada kenaikan sebanyak 88 persen dibandingkan dengan Kamis-Jumat biasanya yang rata-rata mengangkut sebanyak 15.250 penumpang,” ujar Manager Humas KAI Daop 5 Purwokerto Feni Novida Sarigih, Jumat (9/2).

Sementara, pada Jumat (9/2), Daop 5 Purwokerto telah melayani sebanyak 8.900 penumpang berangkat atau naik 6 persen jika dibanding dengan Jumat biasanya yang rata-rata mengangkut sebanyak 8.400 penumpang.

“Angka ini masih akan terus bertambah karena proses pembelian tiket masih terus berlangsung hingga malam nanti,” imbuhnya.

Feni memperkirakan, peningkatan signifikan keberangkatan penumpang naik di Daop 5 Purwokerto akan terjadi pada arus balik Tahun Baru Imlek.

Yakni, pada 11 Februari 2024, saat ini tiket yang telah terjual sudah sebanyak 10.254 tiket.

Menurutnya, animo masyarakat untuk menikmati libur panjang dengan menggunakan KA cukup signifikan.

Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah keberangkatan maupun kedatangan penumpang hampir di seluruh stasiun.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang belum memiliki tiket untuk melakukan pemesanan.

Baik, melalui aplikasi Access by KAI, website kai.id, ataupun channel lainnya yang bekerja sama dengan KAI.

“Kalau tiket yang diinginkan sudah habis, pelanggan dapat memilih tanggal dan rute alternatif atau memanfaatkan fitur Connecting Train di aplikasi Access by KAI,” jelas dia.

Calon penumpang akan dibantu yaitu dengan diberikan opsi perjalanan dengan mengombinasikan jadwal kereta yang bersifat persambungan.

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)