Neutron Yogyakarta

Jelang Imlek, Buat Pemanasan Pemuda Sekitar Klenteng Mulai Berlatih Barongsai

Jelang Imlek, Buat Pemanasan Pemuda Sekitar Klenteng Mulai Berlatih Barongsai
SEMANGAT : Pemain Barongsai Bah Liong menggelar latihan rutin jelang perayaan imlek tahun 2024.(M Hafied/Radar Jogja)

KEBUMEN – Jelang perayaan Imlek 2024, grup barongsai Bah Liong belakangan rutin menggelar latihan. Mereka bersemangat latihan setiap  sore untuk mempersiapkan jika nanti banyak permintaan pementasan.

Salah satu pemain barongsai Dwi Yunianto, 27, menyampaikan, latihan secara rutin perlu dilakukan guna mengingat kembali pakem gerakan dalam pertunjukan barongsai. Latihan ini juga diharapkan menambah kekompakan personel barongsai jelang perayaan imlek tahun 2024.

“Buat pemanasan istilahnya. Jadi tahu gerakan harus bagaimana. Latihan juga perlu supaya tidak terkilir,” ucapnya, Kamis (8/2).

Saat ini, kata Dwi, sudah beberapa pihak telah memesan tanggal untuk pertunjukan barongsai. Salah satunya manajemen pusat perbelanjaan di Kebumen. “Ya, pesan dalam rangka imlek. Maka perlu latihan biar tidak salah gerakan. Kalau salah bisa fatal” ungkapnya.

Dwi menyebut, fokus latihan meliputi latihan fisik, gerakan, hingga keselarasan musik. Dia optimis perayaan imlek pada tahun naga kayu ini akan berlangsung meriah. Berbeda dengan kondisi saat pandemi dua tahun kemarin.

Adapun pemain Barongsai Bah Liong ada sekitar 20 pemain. Masing-masing merupakan para pemuda yang berdomisili dekat Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen. Atau tepatnya warga Kelurahan Kebumen. Latihan juga dipusatkan di halaman klenteng.

“Biasanya latihan sore. Sekitar pukul 15.00 sampai mau maghrib. Terus latihan rutin dua minggu terkahir,” katanya.

Pengurus Kelenteng Kong Hwie Kiong, Handi Wibowo menyampaikan, masyarakat tionghoa di Kebumen sedang sibuk melakukan persiapan menyambut perayaan Imlek tahun 2024. Seperti membersihkan patung dewa-dewi untuk kebutuhan peribadatan. Setidaknya ada 27 patung atau rupang yang dibersihkan.

“Biasa, ini kan rutinitas. Bersih-bersih area liar dan dalam klenteng,” bebernya.

Sebelum dibersihkan, patung-patung terlebih dulu dikeluarkan dari rumah dalam kelenteng atau masyarakat tionghoa biasa menyebut gam. Prosesi pembersihan dilakukan secara khusus menggunakan kuas halus dan kain bersih. “Hari ini rupang (patung) dewa-dewi sudah kami kembalikan ke tempatnya. Sebanyak 27 selesai dibersihkan,” katanya. (fid/bah)

Lainnya

Exit mobile version