RADAR PURWOREJO – Taman Wisata Candi (TWC) Unit Borobudur bereencana memberlakuan naik candi khusus pelajar tiap Senin. Reservasi via online. Tiketnya Rp 50 ribu per anak.
Rutenya tidak langsung naik ke candi, tapi menuju Museum Karmawibangga. Barulah mereka menuju Museum Samudraraksa untuk mendapatkan alas kaki khusus berupa sandal upanat. “Dalam waktu dekat kami akan membuka kunjungan pelajar untuk naik ke struktur candi khusus Senin,” kata General Manager TWC Unit Borobudur Mawardi Senin 912/2).
Jamaludin mengatakan, rencananya harga tiket yang diberlakukan kepada pelajar ini sebesar Rp 50 ribu. Termasuk pemandu wisata dan sandal upanat. Tapi, sandal yang biasanya digunakan sebagai merchandise, untuk pelajar ini sifatnya dipinjami.
Terkait dengan konsep naik candi bagi pelajar ini, lanjut dia, sedikit berbeda dengan pengunjung reguler lainnya. Biasanya pengunjung reguler setelah mendapatkan tiket, langsung menuju ke halaman candi. Namun, untuk pelajar ini harus melakukan reservasi secara online.
Selain itu, konsep penerimaannya berbeda. Para pelajar akan diarahkan menuju Museum Karmawibangga. Supaya ada edukasi awal yang bisa disampaikan kepada mereka. Baik dari sisi candi hingga sejarahnya. “Sehingga mereka mendapat pemahaman yang lebih komplet,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Subkoordinator MCB Warisan Budaya Borobudur Wiwit Kasiyati menuturkan, pilihan Senin untuk pelajar naik candi. Karena sebetulnya Senin merupakan hari libur untuk naik candi dan tengah dilakukan perawatan. Kemendikbudristek pun setuju regulasi itu diterapkan. Kuota per hari pun, sama seperti biasanya. Yakni 1.200 orang.
Hanya saja, ketika tidak ada sekolah yang mengajukan surat untuk naik candi, kunjungan tetap akan ditutup bagi pengunjung reguler. “Jadi, (hari Senin) hanya khusus pelajar. Kalau tidak ada (sekolah) yang bersurat, tetap kami tutup untuk maintenance,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein menyambut baik program itu dalam rangka implementasi Kurikulum Merdeka. Sehingga pembelajarannya tidak hanya melalui buku teks saja. “Siswa bisa melihat langsung (candi), mempelajari sejarah, dan menambah wawasan,” lontarnya. (aya/pra)