KORAN MAGELANG DIGITAL – Stok kebutuhan beras Kabupaten Purworejo di pedagang masih 1.754 ton. Stok tersebut masih aman hingga satu sampai dua minggu ke depan.
Kepala Bidang (Kabid) Perizinan Bahan Pokok Penting dan Metrologi (Perbamet), Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DKUKMP) Purworejo Yunita Dewi Onggowati menyampaikan, saat ini beras di Kabupaten Purworejo memang masih mahal.
“Karena para petani masih belum panen sehingga stok lama dikeluarkan. Beras langka,” ujarnya saat ditemui Selasa (13/2).
Selain itu, beras mahal karena Bulog tidak diizinkan mengeluarkan atau mengedarkan beras sejak 12-14 Februari 2024 karena masa rawan saat pemilu. Tujuannya, agar tidak dipakai untuk kepentingan tertentu. “Tapi, nanti 15 Februari 2024 akan mulai didistribusikan kembali,” terang dia.
Meski demikian, kata Ita sapaannya, stok beras di Kabupaten Purworejo saat ini masih mencukupi satu sampai dua minggu ke depan. “Maret atau saat lebaran nanti dimungkinkan petani sudah panen. Jadi stok dimungkinkan kembali aman,” imbuhnya.
Ditambahkan, hasil monitoring pasar DKUKMP Purworejo pada Selasa (13/2). Rata-rata beras mengalami kenaikan Rp 500, dari sebelumnya Rp 15.500 menjadi Rp 16 ribu jenis medium. “Kalau yang premium hari ini di angka Rp 16.500 per kilogram (kg),” sebut Ita.
Sementara, untuk kebutuhan pokok lain yaitu cabai merah keriting dari Rp 67 ribu menjadi Rp 62 ribu cabai rawit Rp 50 ribu menjadi Rp 39 ribu, bawang merah Rp 35.500 menjadi Rp 34 ribu, gula pasir stabil di Rp 16.800, bawang putih kating juga stabil Rp 40.500, dan telur Rp 27 ribu menjadi Rp 28 ribu.
Dia berharap, saat harga beras mahal atau langka seperti saat ini untuk mengalihkan makanan pokok yaitu beras ke umbi-umbian. “Cuma realisasinya belum banyak masyarakat yang mau menerapkan hal itu. Karena orang Jawa masih berprinsip kalau belum makan nasi, belum makan,” tandasnya. (han/bah)