Neutron Yogyakarta

Giliran Harga Telur Ikut Naik, Rp 30 Ribu per Kilogram

Giliran Harga Telur Ikut Naik, Rp 30 Ribu per Kilogram
KEBUTUHAN POKOK : Pedagang sembako di Pasar Tumenggungan Ali Mastur sedang menunggu pembeli di kiosnya. Salah satu komoditas yang mulai naik adalah telur. Sudah sepekan terakhir ini mengalami kenaikan. (M Hafied/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Di Kebumen, setelah beras, kini giliran harga telur merangkak naik. Hingga kemarin harga telur sudah menyentuh Rp 30 ribu per kilogram.

Seorang pedagang sembako di Pasar Tumenggungan Ali mastur menyampaikan, kenaikan harga telur terjadi sejak awal pekan lalu. Saat itu hantanya masih Rp 26 ribu per kilogram. Fluktuasi harga ini cukup terasa karena setiap hari mengalami kenaikan Rp 1.000 per kilogram. “Stok normal sebenarnya, tapi gak tahu ini bisa cepat naik,’’ kata dia, kemarin (26/2).

Ali belum dapat memastikan pemicu kenaikan harga ini. Dia memprediksi kenaikan harga akan terus terjadi. Terlebih dalam waktu dekat akan memasuki bulan suci Ramadan. “Mungkin bisa lebih mahal lagi kalau mau masuk puasa,” jelasnya.

Selain telur, harga cabai dan minyak goreng juga naik. Sedangkan untuk beras sampai sekarang masih berkisar Rp 15-16 ribu per kilogram, tergantung jenis dan kualitas. “Minyak goreng ada kenaikan Rp 300. Beras ukuran masih mahal. Kalau cabe merah lumayan naiknya, dari Rp 55 ribu menjadi Rp 57 ribu,’’ sebutnya.

Ketua Asosiasi Peternak Petelur Kebumen (APPK) Taufik Hamzah menjelaskan, kenaikan harga telur akibat belakangan ini jumlah permintaan tak sebanding dengan kebutuhan. Dia mengakui harga telur terus merangkak naik bahkan di tingkat peternak sudah mencapai Rp 27 ribu per kilogram. “Dari kami sudah agak tinggi. Ya wajar kalau ke pedagang Rp 30 ribu,” ucap Taifik.

Menurut Taifik, kenaikan harga jelang Ramadan adalah siklus tahunan. Seperti halnya pada kondisi hari besar lain maupun hari libur nasional. ” Barang banyak keluar, permintaan lumayan. Rumus pasar pasti ikut mahal,” ujarnya. (fid/din)

Lainnya

Exit mobile version