RADAR MAGELANG – Tebing setinggi kurang lebih 10 meter dan panjang 5 meter di Dusun Berodan, Kalirejo, Salaman longsor pada Minggu (25/2). Material longsoran itu menimpa kandang ayam dan dapur milik Kasiatun. Padahal, di dapur itu ada empat orang yang tengah membuat grubi (makanan tradisional, Red). Akibatnya, mereka mengalami luka.
Kasiatun menuturkan, sekitar pukul 14.30, dia bersama tiga orang yang tengah berada di dapur. Yakni Watiyah, 42; Mujiem, 59; dan Sarinah, 39. Saat itu, mereka sedang mengolah dan menggoreng grubi. Saat itu hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 13.00, mengakibatkan tebing di belakang rumahnya longsor. “Ada empat orang (di dapur), tapi yang agak nemen (parah, Red) satu orang,” ujarnya saat ditemui, Senin (26/2).
Watiyah terluka di bagian kaki, dua jarinya patah, dan tulang retak di bagian bahu. Lantas, Watiyah dibawa untuk pengobatan alternatif sangkal putung. Saat ini, dia sudah berada di rumah. Sementara dia dan dua orang lainnya hanya mengalami memar.
Selain itu, peralatan untuk membuat grubi tertimbun material longsoran dan mengakibatkan peralatan mesinnya rusak. Tidak hanya itu, ketela yang merupakan bahan baku pembuatan grubi juga tertimpa material longsor. “Ketela yang tertimbun ada satu kuintal dan peralatan lainnya rusak,” sebutnya.
Camat Salaman Imam Wisnu Kusuma mengutarakan, di Kalirejo ada tujuh titik yang longsor. Namun, Dusun Berodan menjadi yang paling parah ketimbang lainnya. “Kami sudah koordinasi dengan BPND, PMI, dan dinas sosial terkait bantuan logistik dan lainnya,” paparnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono menuturkan, berdasarkan hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Magelang di lapangan, tebing tersebut tidak terdapat retakan. Akan tetapi untuk kondisi tanah masih labil. Untuk rumah yang rusak itu, sudah dilakukan kerja bakti oleh relawan dan warga setempat.
Selain di Dusun Berodan, BPBD mencatat ada 14 kali bencana tanah longsor pada Minggu (25/2). Tanah longsor tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Salaman dan Borobudur. Menyikapi bencana tanah longsor tersebut, dia mengimbau warga tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. Sebab hujan lebat dengan durasi yang panjang dapat menjadi salah satu pemicu tanah longsor.”Warga harus senantiasa memperhatikan wilayah di sekitar. Khususnya mereka yang tinggal di dekat kemiringan yang dikelilingi tebing atau bukit,” pesan Edi. (aya/din)