KORAN KEBUMEN – Upacara pedang pora mewarnai penyambutan piala Adipura untuk Kabupaten Kebumen di Halaman Pendopo Kabumian, kemarin (13/3). Prosesi upacara ala militer tersebut sengaja ditampilkan sebagai bentuk kebanggaan. Sebab, sudah puluhan tahun lamanya Kabupaten Kebumen gagal memboyong penghargaan ini.
Petugas upacara tampak sigap menyambut kedatangan piala Adipura. Mereka mengacungkan pedang ke arah langit. Di saat bersamaan rombongan pembawa piala berjalan di tengah barisan petugas upacara.
Alunan gending Jawa mengiringi kedatangan piala yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Piala Adipura tersebut dibawa para ASN dengan busana adat khas Kebumen. “Alhamdulillah, di masa kepemimpinan kami penghargaan Adipura ini berhasil diraih,” kata Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih, saat prosesi penerimaan piala Adipura.
Ristawati menyampaikan, penghargaan Adipura merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Capaian Adipura ini juga bukti kerja keras pemerintah daerah dalam mewujudkan kawasan perkotaan yang bersih dan tertata. “Persiapan tentu sudah dari jauh hari ya.
Sekarang hasilnya penghargaan Adipura,” ucapnya.
Adipura tersebut bukan sekadar penghargaan. Tapi akan diimbangi dengan aksi nyata, melalui kebijakan yang berorientasi terhadap lingkungan berkelanjutan. Antara lain kebijakan tentang pembatasan penggunaan kantong kresek dalam setiap transaksi pembelanjaan. Warga disarankan saat berbelanja di toko modern membawa kantong sendiri.
“Kantong yang dapat dipakai secara berulang,” tuturnya.
Ristawati juga berpesan agar seluruh elemen peduli terhadap lingkungan. Caranya minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dia pun berharap dalam waktu dekat muncul kesadaran masyarakat untuk mulai memilah dan memilih sampah. “Haru bisa mengelola sampah. Setiap desa sekarang didorong ada tempat pengelolaan sampah,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan (DLHKP) Kebumen Asep Nurdiana menambahkan, rangkaian persiapan untuk menyambut proses penilaian Adipura sudah dilakukan jauh hari. Dalam prosesnya DLHKP rutin menyampaikan laporan berbasis sistem tentang program lingkungan hidup yang dicanangkan Pemkab Kebumen. “Tahun lalu sudah dilakukan penilaian dari KLHK. Tim datang ke Kebumen untuk melihat langsung kondisi di lapangan, apakah sesuai yang dilaporkan,” ujar Asep.
Asep menuturkan, sistem penilaian dilakukan secara komperehensif, dengan mengecek kondisi bangunan infrastruktur sesuai fakta di lapangan. Beberapa tempat yang dijadikan bahan penilaian meliputi bangunan pemerintah, fasilitas pendidikan, fasilitas publik, ruang terbuka hijau hingga tempat pengelolaan sampah. Yang dinilai itu bukan hanya soal kebersihan, dan penghijauan. Tapi bagaimana konsep pengelolaan sampah. “Kemudian kehidupan masyarakat dalam menjaga lingkungan,” pungkasnya. (fid/din)