Neutron Yogyakarta

Open Government Libatkan Masyarakat supaya Tak Jadi Kontroversi

Open Government Libatkan Masyarakat supaya Tak Jadi Kontroversi
PAPARAN : Bupati Kebumen Arif Sugiyanto membuka musyawarah rencana pembangunan atau Musrenbang Tematik RKPD Tahun 2025 di Pendopo Kabumian, kemarin. (Dokumentasi Prokopim Kebumen)

KORAN MAGELANG – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam setiap program pembangunan daerah. Hal ini ditegaskan saat musyawarah rencana pembangunan atau Musrenbang Tematik RKPD Tahun 2025 di Pendopo Kabumian, Jumat (15/3).

Menurut Arif, masyarakat dapat mengawal proses pembangunan dimulai dari Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Dengan begitu realisasi program yang dicanangkan dapat lebih terarah dan tepat guna. “Tidak bisa pembangunan ini didasarkan atas keinginan pemerintah semata,” ujar Arif.

Dia menegaskan, maksud gelaran musrenbang tak lain guna menampung usulan atau aspirasi dari masyarakat. Arif berkomitmen akan terus memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pola kerja ‘Open Government’ atau pemerintahan yang terbuka dan aspiratif. “Tetap harus harus bisa mendengar masukan dari masyarakat, melibatkan banyak pihak agar ke depan tidak terjadi kontroversi,” tandasnya.

Institusi pemerintah, kata dia, juga perlu paham posisi sebagai fasilitator sekaligus eksekutor dalam setiap persoalan masyarakat. Arif pun mengingatkan tentang pentingnya inovasi dalam hal pelayanan publik. Menurutnya, tanpa inovasi kerja pemerintah akan terasa monoton dan tidak berkembang.

Arif mengingatkan, dirinya tidak antipati terhadap kritik dan saran dari masyarakat. Justru menurut dia hal tersebut menjadi catatan dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan program pembangunan. “Musrenbang ini tidak ada yang perlu ditutupi. Berikan informasi seluas-seluasnya kepada masyarakat. Baik, menyangkut program, anggaran sebagainya,” ungkapnya.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kebumen Bahrun Munawir mengatakan, Musrenbang kali ini fokus membahas 12 tema pembangunan. Antara lain menyangkut pelayanan publik, peningkatan SDM, geopark, kemiskinan, isu perempuan dan anak, lansia, pemuda hingga disabilitas. “Tidak kalah pentingnya, bahkan mungkin paling penting Musrenbang Tematik untuk melahirkan inovasi,” ucapnya.

Bahrun menerangkan, seiring bergulirnya Perda Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah telah mengakomodir fungsi riset dan inovasi daerah. Lebih lanjut, hasil dari diskusi pada Musrenbang Tematik ini akan menjadi bahan masukan pada rancangan RKPD. “Maka ini adalah waktu yang tepat untuk terus mengoptimalkan inovasi daerah untuk meningkatkan daya saing daerah,” ucapnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version