KORAN MAGELANG – Berkah Ramadan bagi para produsen peci di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kebumen. Tak tanggung-tanggung omzet yang dihasilkan kini naik bisa berkali lipat jika dibanding hari biasa.
Salah satu produsen peci Subardan mengatakan, permintaan peci dalam sebulan terakhir meningkat derastis. Di hari biasa dia hanya menjual sekitar 15 kodi peci, namun pada ramadan ini mampu mencukupi permintaan hingga 60 kodi dalam sehari. “Biasanya nambah terus nambah kalau mau dekat lebaran,” ungkapnya, Senin (18/3).
Subardan mengaku, sudah sepekan ini dia memutuskan untuk menambah jumlah pekerja. Sebab, intensitas produksi peci saat ini lebih tinggi seiring banyaknya permintaan. Bagi-bagi tugas. Ada yang bordir, bungkus dan segala macam. “Dikejar waktu juga, seminggu sebelum lebaran harus sudah selesai,” ujarnya.
Desa Bojongsari memang sudah lama dikenal sebagai sentra penghasil peci. Hampir setiap kepala keluarga mampu memproduksi peci. Adapun hasil produksi saat ini tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal saja, tapi juga luar daerah.
Ada banyak jenis peci yang diproduksi warga Desa Bojongsari. Mulai dari jenis bordir susun, karakter, polos hingga logo. Harga yang ditawarkan pun bervariatif dari Rp 25 ribu- Rp 60 ribu tergantung jenis dan kualitas. Setiap daerah permintaan beda. Ada yang fanatik bordir, sebagian cuma mau yang polos. “Ya tetap kami layani,” terangnya.
Produsen lain Mudhofar menyampaikan, meski kini permintaan sedang bagus, tapi tetap ada kendala yang dihadapi para pengrajin. Terutama soal keterbatasan bahan baku. Kondisi ini kerap terjadi ketika menjelang hari besar Islam.
Kebanyakan yang dialami karena kain bludru langka. “Kalau pun ada harganya naik berkali lipat. Tapi itu ya rumus jualan,” katanya.
Dia bersyukur, produksi peci khas Kebumen khususnya dari Desa Bojongsari kini sudah merambah pasar nasional. Artinya mulai bersaing dengan produksi peci dari daerah lain. “Produksi dari Jawa Timur itu sudah bos-bos besar. Tapi kita di Kebumen sedikit mulai imbangi,” bebernya. (fid/pra)