Neutron Yogyakarta

121 Ekor Sapi Terinfeksi Cacing Hati, Jeroan yang Diafkir Mencapai 570 Kg

121 Ekor Sapi Terinfeksi Cacing Hati, Jeroan yang Diafkir Mencapai 570 Kg
CEK: Petugas dari DPP Kulonprogo memantau daging kurban di Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo (29/6/23).HENDRI UTOMO/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo melakukan pemantauan terhadap proses pemotongan hewan kurban tahun 1444 H. Partisipasi masyarakat cukup tinggi, jumlah hewan yang dipotong mencapai 1.565 ekor dengan rincian 591 sapi, 706 kambing dan 268 domba.

“Kami temukan banyak hewan kurban terinfeksi cacing hati. Dari sapi yang dipotong, 121 ekor terinfeksi cacing hati. Mencegah penularan penyakit kepada manusia, panitia pelaksana kurban memisahkan jeroan dari hewan-hewan itu. Jeroan yang diafkir mencapai 570 kg,” ungkap .Kepala DPP Kulon Progo Trenggono Trimulyo Jumat (30/6/23).

Dijelaskan, pemantauan pemotongan hewan kurban dilakukan dengan beberapa tujuan. Utamanya memastikan kelayakan daging kurban yang akan didistribusikan kepada masyarakat. Kualitas daging menjadi perhatian penting agar masyarakat dapat mengkonsumsinya dengan aman.

Baca Juga: 170 Ekor Hewan Kurban di Sleman Terjangkit Cacing Hati

Pihaknya juga memeriksa jeroan merah seperti jantung, paru-paru, limpa, ginjal, dan hati. “Jeroan hijau seperti rumen, retikulum, omasum, abomasum, dan usus juga kami periksa. Hal ini untuk memastikan kebersihan dan kelancaran sistem pencernaan hewan sebelum pengolahan menjadi produk daging,” jelasnya.

Selain itu, petugas pemantauan dalam menjalankan tugas juga memberikan saran terkait hygiene sanitasi dalam proses pemotongan hewan. Kebersihan area pemotongan, alat, dan tindakan sanitasi lainnya menjadi perhatian penting untuk memastikan keamanan dan kebersihan daging yang dihasilkan.

Pemantauan juga fokus pada kesejahteraan hewan selama proses pemotongan. Upaya untuk mengurangi stres pada hewan, penanganan yang baik, dan perlakuan yang manusiawi menjadi saran untuk memastikan kesejahteraan hewan terjaga.

Baca Juga: Ratusan Hewan Kurban Terinfeksi Cacing Hati

Melalui pemantauan ini, pihaknya berupaya memastikan kualitas daging kurban yang bakal dikonsumsi masyarakat Kabupaten Kulon Progo aman. Selain itu, juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan hewan selama proses pemotongan.

Panitia kurban Padukuhan Bendungan Lor, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates Jalu Rahman mengungkapkan, secara umum proses penyembelihan hewan kurban tahun ini berjalan sangat baik. Semua panitia dan sohibul kurban kompak melaksanakan. “Di dusun kami menyembelih beberapa ekor sapi dan kambing, alhamdulillah semua kondisi aman,” ucapnya. (tom/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)