RADAR MAGELANG – Gempa cukup kuat dengan magnitudo 6,4 yang terjadi Jumat malam (30/6/23) pukul 19.57, membawa cerita sedih korban dan anggota keluarganya. Di Bantul tercatat satu orang meninggal dunia, sementara di Gunungkidul seorang ibu rumah tangga mengalami patah kaki, terjatuh saat lari karena panik.
IWAN NURWANTO, Bantul
GUNAWAN, Gunungkidul
Warga Bantul yang meninggal adalah Sudirah, 67, dari Padukuhan Wonodoro, Kalurahan Mulyodadi, Bambanglipuro. Penuturan dari anggota kepolisian setempat, korban menghembuskan napas terakhir dalam pelukan suaminya usai kejadian gempa. Ia terkena serangan jantung karena kaget.
Kepala Seksi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan, pihaknya menerima laporan ada korban meninggal atas nama Sudirah sekitar pukul 22.00. Bermula saat Sudirah dan suaminya Kuatdi, 65, berada di rumahnya.
Baca Juga: Pasca Gempa Jumat Malam, Terjadi 45 Kali Gempa Susulan
Saat bumi diguncang, Kuatdi semburat keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Namun, itu tidak diikuti istrinya. Sudirah sendiri tiga hari sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Adiatma. Karena kondisinya membaik, ia pun diperbolehkan pulang agar bisa beristirahat di rumah.
“Suami sempat keluar rumah, namun tidak melihat istrinya ikut keluar. Maka suami masuk rumah lagi dan mendapati istrinya sudah tersengal-sengal di tempat tidur, lalu meninggal di pelukannya,” ujar Jeffry dalam keterangannya Sabtu (1/7/23).
Sementara di Gunungkidul, gempa memicu korban luka. Sebanyak lima orang dilarikan ke RSUD Wonosari. Dari lima korban itu, satu di antaranya masih menjalani perawatan medis karena mengalami patah tulang kaki.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Sumadi mengatakan, lima korban luka terdampak gempa berada di lokasi terpisah. Masing-masing Besari, Wonosari, Logandeng, Playen, Rejosari, Baleharjo dan Kemadang, Tanjungsari.
Baca Juga: Tangani Gempa Bantul, Sultan: Sterilkan Gedung TBG dari Semua Aktivitas
“Satu korban masih dirawat di rumah sakit akibat dampak tidak langsung gempa. Korban saat gempa menjadi panik dan lari kemudian terjatuh,” katanya saat dihubungi Sabtu (1/7/23). Jadi bukan terluka karena tertimpa reruntuhan bangunan.
Hingga kemarin korban masih menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Korban atas nama Indri Tiasari, 26, seorang ibu rumah tangga. “Kami masih melakukan pendataan, termasuk dampak kerusakan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati membenarkan adanya korban dampak gempa yang terasa hingga Bandung (Jawa Barat) dan Mojokerto (Jawa Timur) itu. Lima orang sempat dirawat. Sebagian besar luka ringan dan telah diizinkan pulang.
“Satu korban masih dirawat karena mengalami patah tulang kaki,” kata Heru. Berdasarkan keterangan, saat kejadian korban berlari. Diduga karena panik, lalu jatuh dan mengalami cedera pada kaki. “Bayi yang digendong pasien saat kejadian aman, tidak ada luka,” terangnya. (laz)