Neutron Yogyakarta

Positif Antraks, Warga Semanu Meninggal

Positif Antraks, Warga Semanu Meninggal
JADI ANCAMAN: Petugas melakukan penyiraman formalin di lahan yang ada spora antraks wilayah Kapanewon Ponjong beberapa waktu lalu. (Disnak untuk Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Sempat mereda, kasus antraks pada manusia kembali muncul di Gunungkidul. Terbaru, seorang warga Semanu dinyatakan positif terkena penyakit zoonosis atau penularannya terjadi dari hewan ke manusia.

Hal ini diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty. Dia mengatakan, temuan kasus zoonosis sedang ditindaklanjuti. Namun pihaknya belum bisa menyampaikan secara detail perkembangan penanganan kasus.

“Satu orang meninggal dunia,” kata Dewi saat dihubungi kemarin (3/7). Ia tidak menampik satu orang yang meninggal dunia itu terpapar antraks merupakan warga Gunungkidul.

Dia masih saya tunggu laporan lengkap dari tim kesehatan di lapangan. “Lokasi (manusia meninggal terpapar antraks, Red) di Kapanewon Semanu,” ujarnya.

Dewi juga membenarkan adanya informasi awal yang beredar tentang penyebab zoonosis memicu korban jiwa. Hasil penelusuran, sebelum meninggal dikabarkan sempat makan daging terpapar antraks. “Njih (benar, Red). Besok kalau sudah lengkap kami informasikan,” ucapnya.

Berdasarkan data dinkes, kasus terakhir zoonosis terjadi pada awal tahun lalu. Seorang warga Eromoko, Wonogiri, melakukan pemeriksaan kesehatan di Gunungkidul. Hasilnya diketahui positif antraks.

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk memutus penularan. Di antaranya melakukan sosialisasi dan edukasi. Edukasi menekankan agar masyarakat mengerti akan bahaya antraks atau penyakit lain.

Para petani dan peternak juga diminta segera melapor kepada pihak terkait ketika menemukan sapi bergejala antraks maupun mati mendadak. “Mohon maaf kami masih koordinasi internal,” ucapnya menutup pembicaraan.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Ery Agustin mengatakan, informasi temuan kasus antraks menjadi pembahasan dalam rapat kerja dengan Dinkes Kabupaten Gunungkidul. “Tadi siang (kemarin, Red) kami tanyakan itu (kasus antraks),” katanya.

Disampaikan oleh pihak dinkes, lanjut Ery, bahwa satu kasus kematian manusia positif antraks diketahui dari hasil tracking. Komisi D merekomendasikan agar dinkes segera mengambil langkah-langkah antisipasi karena menyangkut nyawa manusia.

“Kami minta agar temuan kasus ini segera dilaporkan kepada bupati agar ada kebijakan lanjutan,” ujarnya.

Terlebih temuan kasus antraks pada manusia di Gunungkidul telah menjadi atensi Pemprov DIJ. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sangat diperlukan supaya pencegahan dini dapat dilakukan.

“Jangan sampai mengonsumsi daging hewan ternak yang memiliki tanda-tanda antraks atau penyakit lain,”  tegasnya.

Memang penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia lainnya. Namun demikian bisa menular ke orang lain melalui media hewan, spora perantara udara dan tanah yang terkontaminasi spora. (gun/laz)

Lainnya

Exit mobile version