Neutron Yogyakarta

Harus Menjaga Kualitatif, Bukan Kuantitatif HB X Kunjungi Pelaksanaan ArtJog 2023 di JNM 

Harus Menjaga Kualitatif, Bukan Kuantitatif HB X Kunjungi Pelaksanaan ArtJog 2023 di JNM 
Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X meninjau langsung pelaksanaan ArtJog 2023.(HUMAS PROVINSI)

RADAR MAGELANG – Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X meninjau langsung pelaksanaan ArtJog 2023 di Jogja National Museum (JNM), Senin malam (4/7/23). Kunjungan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap ajang seni rupa tahunan tersebut. HB X mengatakan, pelaksanaan ArtJog 2023 selalu menarik, karena mengusung tema yang berbeda setiap tahunnya.
HB X berharap ArtJog konsisten menjaga kualitatif bukan kuantitatif. Ini agar pengunjung bisa menikmati dengan caranya sendiri. “Pesertanya diseleksi dan dikurasi sehingga pengunjung yang datang cara menikmati dengan selera sendiri,” ujarnya.

Raja Keraton Jogja itu menyebut, pengunjung akan lebih menikmati karya dengan lebih sedikit orang datang daripada banyak orang atau pengunjung namun justru tidak bisa menikmati karya karya yang ditampilkan. Terlebih dengan ruangan yang kecil. ” Tetapi bagi saya yang penting bukan tempatnya tetapi pencahayaan yang benar sehingga orang bisa menikmati,” ujarnya.

Menurutnya, ajang seni rupa tahunan yang menampilkan 73 karya seniman baik dewasa maupun anak ini telah bertumbuh dengan sendirinya. Seiring banyaknya peserta dan beragamnya tema sehingga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta seni rupa. ArtJog ini sudah bisa mandiri, pesertanya makin banyak dan besar. “Karena punya bendera sendiri, sudah bisa tumbuh sendiri,” jelasnya.

Baca Juga: ARTJOG MMXXII-Arts in Common: Expanding Awareness

CEO sekaligus Founder ArtJog Heri Pemad mengatakan, tema ArtJog kali ini adalah Motif: Lamaran. Hal ini merupakan sebuah metode atau mekanisme kuratorial. Bukan tema yang diartikan secara konkret terkait motif dan lamaran. Melainkan bentuk metode awal dari periode jabatan kuratorial selama tiga tahun kedepan. Motif ini akan berkembang tahun depan yang memang dikemas sebagai tema trilogi.

Heri menyebut seniman di Tanah Air sudah hebat dan berkualitas sejak zaman dulu. Adapun yang belum mendukung justru dari sisi infrastukturnya alias penempatan pameran, bentuk besaran kemasan dan lain-lain beserta eventnya. “Tetapi mudah-mudahan ArtJog menjawab itu karena yang harus dibangun yaitu event dan infrastruktur. Kebutuhan ruang menjadi sebuah urgensi yang harus di sampaikan kepada pemerintah,” jelasnya.

Jumlah seniman yang terlibat pada ArtJog ini 73 seniman. Di antaranya 51 seniman dewasa ditambah 22 seniman anak. Namun jumlah seniman yang terlibat lebih dari 200-an seniman karena ada kolaborasi dan dukungan yang mampu membesarkan ArtJog. Seniman yang terlibat tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga Australia.  ArtJog 2023 ingin menghadirkan sebuah pengalaman khusus kepada penontonnya yang lahir dari proses interaksi dan komunikasi antara kurator dan seniman, yang disebut lamaran. “Hal ini pada akhirnya akan dikomunikasikan kepada publik dalam bentuk karya seni yang diolah dan dikelola dengan sungguh-sungguh,” imbuhnya. (wia/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)