Neutron Yogyakarta

Olahan Ganyong Masuk Nominator Inovasi Pelayanan Publik

Olahan Ganyong Masuk Nominator Inovasi Pelayanan Publik
INOVATIF : Petugas Puskesmas Kebumen II menunjukkan inovasi berupa produk olahan pencegah stunting.M Hafied/Radar Kebumen

RADAR MAGELANG – Wiji Sri Kusumaningsih, 35, tak menyangka, hasil olahan ganyong dan daun kelor produksinya disambut positif masyarakat. Bahkan, kini masuk nominator top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar Kemenpan-RB.

Buah inovasi seorang tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Kebumen II itu berhasil menyingkirkan 3.110 peserta lain dari seluruh Indonesia. “Dari sekian banyak peserta. Cuma 2.269 lolos administrasi. Ada kategori umum dan khusus. Alhamdulillah, Kebumen sekarang sampai titik 99 besar,” kata dia, Jumat (7/7).

Wiji bercerita, inovasi tersebut berangkat dari keprihatinan melihat balita dalam kondisi kerdil di wilayah binaan kerjanya. Dia merasa terpanggil hingga harus membuat terobosan untuk menjawab tantangan menangani persoalan stunting. “Kalau lihat data ya, hampir setiap desa binaan itu ada angka stunting. Tidak cuma satu, sampai belasan anak,” ungkapnya.

Menurutnya, stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak merupakan ancaman besar dan tidak bisa dianggap enteng. Butuh penanganan khusus agar angka stunting bisa terkendali. Bekal kepekaan inilah membawa dirinya memproduksi olahan berbahan dasar ganyong dan daun kelor.

Ganyong dan daun kelor dinilai banyak memiliki kandungan yang dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak. Seperti nutrisi, kalsium, fosfor hingga protein. Selain itu, karena melihat potensi pertanian yang selama ini belum diolah secara optimal. “Sari daun kelor buat pewarna alami biar anak-anak tertarik. Diolah jadi satu untuk makanan tambahan,” ungkapnya.
Produksi olahan ganyong dan daun kelor itu kini menghasilkan berbagai jenis dan bentuk. Di antaranya mi kriting, dengan harapan lebih mudah dikonsumsi balita. “Kebanyakan balita itu suka cemilan ya. Setelah difikir paling tepat dibuat bentuk mi,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengapresiasi hasil kreatifitas dan inovasi dalam rangka upaya percepatan penanganan stunting. Dia berharap dari inovasi itu menghantarkan Kabupaten Kebumen meraih juara KIPP 2023. Tidak kalah penting, dapat dirasakan manfaatnya tidak hanya untuk Kebumen, melainkan daerah lain. “Inovasi mie kriting salah satu cara pemberian makanan tambahan balita selama masa pertumbuhan. Inovasi tersebut merupakan penerapan reformasi birokrasi tematik penanganan stunting,” ungkapnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)