Neutron Yogyakarta

Vaksin Antraks Fokus di Candirejo dan Dadapayu

Vaksin Antraks Fokus di Candirejo dan Dadapayu
BIAR SEHAT - Vaksinasi antraks pada hewan ternak di Padukuhan Kropyak, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu akhir pekan lalu.(Kominfo Gunungkidul )

RADAR MAGELANG – Bantuan vaksin antraks dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk Kabupaten Gunungkidul langsung didistribusikan. Bantuan ini difokuskan untuk wilayah Kapanewon Candirejo dan Dadapayu, Kapanewon Semanu.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan, Kementan RI memberikan bantuan berupa obat, desinfektan, dan sarana prasarana senilai Rp 631.613.132. Jumlah vaksin antraks sebanyak 11.017 dosis.”Vaksin menyasar cakupan wilayah yang termasuk Candirejo dan Dadapayu,” kata Retno Minggu (16/7/23).

Disinggung mengenai munculnya kasus mirip antraks dua warga Padukuhan Semuluh, Kalurahan Ngeposari, Semanu, pihaknya mengakui sempat mengonsumsi daging kambing.”Kambingnya disembelih saat kondisinya masih hidup,” ujarnya.

Baca Juga: Sunaryanta Sebut Sumber Antraks di Gunungkidul dari Luar Daerah

Sampel tanah dari lokasi penyembelihan diambil pada Jumat (14/07). Kini DPKH Kabupaten Gunungkidul tinggal menunggu hasil pemeriksaan sampel tanah.”Yang jelas belum pernah ada laporan kematian ternak karena antraks di Semuluh. Dugaan kali ini muncul pertama kalinya di sana,” bebernya.

Lurah Ngeposari Ciptadi mengakui bahwa kedua warganya sempat menyembelih hewan ternak. Namun dia tidak secara rinci menyampaikan kapan itu dilakukan.”Mereka diketahui sempat menyembelih kambing,” kata Ciptadi.

Pihaknya juga membenarkan sampel tanah dari tempat penyembelihan kambing telah diambil petugas untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Termasuk sampel darah dari kedua warga.”Belum diketahui pasti hasilnya seperti apa. Proses penelusuran alias surveilans masih terus berjalan,” ucapnya.

Baca Juga: Hewan Ternak Kota Jogja Dipastikan Negatif Antraks, Pengawasan Terus Ditingkatkan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Dewi Irawaty mengatakan, tim medis sudah mengambil sampel darah dari dua warga Semuluh yang mengalami gejala mirip antraks. Keduanya diketahui mengalami luka-luka khas Antraks.”Sejauh ini, hanya dua orang ini dari Semuluh yang sampel darahnya diambil untuk pemeriksaan antraks. Hasil laboratorium sedang kami tunggu,” kata Dewi.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengklaim kasus antraks telah terkendali. Meski diakui kasus ini menyebabkan seorang warga meninggal dunia, dia menuding publikasi di media  dinilai berlebihan.”Ada framing sehingga kasusnya jadi viral di nasional, padahal di lapangan tidak ada masalah berarti,” kata Sunaryanta.

Dia berharap warganya tidak panik menghadapi isu antraks. Diharapkan warganya optimistis membangun kekuatan untuk mengatasi masalah tersebut. (gun/din)

Lainnya