Neutron Yogyakarta

Warga Jarang Melihat, Pulang Kerja Malam Terus

Warga Jarang Melihat, Pulang Kerja Malam Terus
GARIS POLISI: Rumah kos yang ditempati Waliyin, salah satu pelaku mutilasi di Dusun Krapyak RT 04, Triharjo, Sleman.Khairul Ma'arif/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Waliyin, satu dari dua pelaku mutilasi di Sleman menempati kos di Dusun Krapyak RT 04, Triharjo, Sleman. Dia karyawan di perusahaan kuliner di Jalan Kaliurang. Kesehariannya sebagai karyawan membuatnya jarang ditemui oleh warga sekitar kosnya.

Di depan kos Waliyin terdapat pohon ceri dan akses masuk. Sementara sebelah utaranya sudah dipasangi garis polisi. Kondisi pintu dalam keadaan tertutup. Tepat di latar kosnya terdapat beberapa barang seperti gantungan pakaian, sapu dan dua styrofoam.

Ketua RT 04 Ngatijo menyampaikan, Waliyin memang jarang terlihat oleh warga sekitar. Bahkan dia sendiri tidak pernah mendapat laporan identitas atas tinggalnya Waliyin di situ. Sudah hampir satu tahun pelaku itu ngekos di rumah itu.
“Dia (Waliyin, Red) tidak laporan saya, jadi tidak tahu dan tidak punya data. Kesibukannya kerja di kuliner, berangkat pagi pulang malam,” katanya kepada wartawan di rumahnya Minggu (16/7/23).

Baca Juga: Warga Temukan Kantong Plastik Berisi Korban Mutilasi di Sidoarjo

Ngatijo mengaku belum pernah bertemu Waliyin selama mengontrak kos di wilayahnya. Selama ini warga tidak ada yang merasa curiga dengan aktivitas pelaku. Bahkan sampai sudah ditangkap, warga sekitar tidak pernah mendengar ada suara gaduh di kos Waliyin.

Dari informasi yang didapatkan Ngatijo, kejadian mutilasi dilakukan pelaku pada Rabu (12/7/23). Pada saat itu, ada proyek mengecor di depan gang masuk kek kos Waliyin. “Saat itu Rabu malam sempat pulang, motornya ditinggal di selatan jalan. Lalu pergi lagi, tetapi kami tidak tau bawa apa soalnya sibuk kerja bakti,” ungkapnya.

Ngatijo mengungkapkan, dari pengakuan warganya perilaku laku Waliyin tidak mencurigakan. Kesehariannya, jarang ikut kegiatan warga Dusun Krapyak. Ngatijo juga tidak mengetahui jika Waliyin pernah membawa teman atau orang lain ke kosnya.

Baca Juga: Diduga Berkaitan Dengan Mutilasi di Turi, Polisi Benarkan Ada Mahasiswa UMY Hilang

Sementara itu, sehari setelah penemuan potongan tubuh di Dusun Kelor, Bangunkerto, Turi, pada Rabu (12/7/23), kata Ngatijo, pihak kepolisian datang ke rumahnya. Ada dua orang. Kedatangannya menanyakan Waliyin yang mengekos di Krapyak.

Polisi yang menanyai identitas Waliyin tidak dapat diberikan Ngatijo karena memang tidak memilikinya. Baru setelah diminta itu, Ngatijo meminta data Waliyin kepada pemilik kos yang di tempatinya.

Setelah itu, polisi melakukan penggeledahan terhadap kos Waliyin. Sempat ditunggu Waliyin pulang, tetapi tidak datang dan akhirnya digeledah dengan meminta kunci dari pemilik kos. “Ditemukan sebilah parang, cangkul kecil. Di sebelah kosnya banyak bungkus sarung tangan, baju kotor tidak ada bercak darah,” ucapnya. (cr3/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version