RADAR MAGELANG – Pemprov DIJ menyerahkan seperangkat gamelan perunggu Laras Pelog Slendro Gagrak Jogjakarta sebanyak 48 item kepada Kempalan Keluarga Jogja (Kejogja) Kalimantan Selatan. Gamelan senilai Rp 650 juta bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais).
Wakil Gubernur DIJ KGPAA Paku Alam (PA) X mengatakan, hibah gamelan ini merupakan bentuk dukungan pemprov kepada Paguyuban Kejogja di Kalimantan Selatan atas komitmen dan upayanya melestarikan budaya di Bumi Lambung Mangkurat.
Gamelan yang dihibahkan ini diberi nama Banjararum. Nama ini dipilih dengan merujuk pada nama Kota Banjarmasin sebagai episentrum Kalimantan Selatan. Banjararum diambil dari kata Banjar dan Arum yang bermakna taman yang harum.
Baca Juga: Ajak Siswa SD Main Gamelan di Keraton
“Nama Banjararum ini menjadi doa dan harapan, agar perangkat gamelan ini dapat menjadi sarana untuk mengharumkan nama Jogjakarta di Kalimantan Selatan, seiring sinergisitas antara kedua entitas tersebut. Semoga gamelan Banjararum dapat turut mewarnai kekayaan khasanah budaya bumi Kalimantan dan Nusantara,” katanya saat penyerahan Jumat (21/7/23).
PA X menjelaskan, saat ini eksistensi dan nilai filosofi gamelan telah diakui oleh dunia. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 15 Desember 2021 lalu. Sehingga sebagai masyarakat Indonesia, tanggung jawab melestarikan gamelan ini menjadi lebih besar dan harus terwujud.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalimantan Selatan Suparmi mengatakan, dukungan hibah gamelan ini akan makin menghidupkan budaya Jawa di komunitas Kejogja. Selain itu dapat menguatkan rasa persaudaraan dan kebanggaan atas identitasnya.
Baca Juga: Harmoni Embung Giwangan Resmi Dilaunching Inovasi Edukasi, Belajar Gamelan Lebih Menyenangkan
Dia memberikan dukungan penuh atas sepak terjang komunitas Kejogja terutama dengan permainan gamelannya. Hal itu dinilai justru bisa mewarnai keragaman budaya di Kalimantan Selatan. “Saya berpesan agar aset alat kesenian yang dihibahkan dapat dimanfaatkan dengan baik. jadikan sebagai sarana saudara untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan pengobat kerinduan dengan kampung halaman,” katanya.
Menurutnya, Kalimantan Selatan merupakan daerah yang terbuka dengan kedatangan suku manapun. Sedikitnya, ada 30 suku bangsa yang saat ini bermukim di Kalimantan Selatan. Jumlah ini belum mencakup sub-sub suku secara spesifik, seperti suku Jawa yang terbagi lagi menjadi kelompok suku yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan dari wilayah kabupaten tertentu di Pulau Jawa.
Sebagaimana penduduk Kalimantan Selatan asli, warga pendatang juga kerap mendukung dan berkontribusi terhadap pembangunan di Kalimantan Selatan. Ia berharap, kehidupan masyarakat bisa terus hidup berdampingan dalam suasana damai dan harmonis.
Baca Juga: Harmoni Embung Giwangan Resmi Di-launching Inovasi Edukasi, Belajar Gamelan Lebih Menyenangkan
“Mari jaga kerukunan dan keharmonisan, saling menghargai dan tolong-menolong walaupun berbeda ras, suku, dan agama. Kalaupun terjadi konflik, maka jangan memandang unsur kesukuan yang melekat pada pelaku, melainkan semata-mata karena personal oknum yang bersangkutan,” jelasnya.
Ketua Kejogja Suharyanta mengatakan, permintaan pengajuan gamelan ini dilakukan pada 2020. Namun karena pandemi Covid-19, maka permintaan tersebut belum dapat diproses. Pertengahan 2022, dihubungi oleh Dinas Kebudayaan DIJ akan mendapatkan hibah gamelan.
Hibah gamelan ini baginya adalah sesuatu yang luar biasa. Mengingat, Kejogja masih relatif muda, yaitu tujuh tahun, tapi sudah mendapatkan amanah yang luar biasa dan istimewa. Hibah gamelan ini memang sudah menjadi impian Kejogja sejak dahulu.
Baca Juga: Dalih Ekonomi, Duet Kadir Goweng Nekat Curi Gamelan di Mergangsan
Diharapkan, kehadiran gamelan Banjararum ini mampu mengobati rasa rindu pada kampung halaman. Ia juga berharap, meskipun jauh, namun tetap dapat nguri-uri kebudayaan DIJ, tanpa mengesampingkan seni dan budaya di tanah Kalimantan Selatan.
“Anggota terbesar kami ada di Kota Banjarbaru. Jadi anggota kempalan keluarga Jogja ini, 40 persen ada di Banjarbaru. Sehingga memang Banjarbaru layak menjadi tuan rumah penyerahan gamelan ini. Terima Kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat setempat pada kami,” tambahnya. (wia/din)