Neutron Yogyakarta

Satu Warga Semuluh Positif Antraks

Satu Warga Semuluh Positif Antraks
MENUNGGU HASIL: Petugas mengambil sampel tanah di Semuluh Lor, Ngeposari, Semanu beberapa waktu lalu untuk memastikan antraks atau bukan.(Dokumentasi DPKH Kabupaten Gunungkidul)

RADAR MAGELANG – Hasil uji laboratorium terhadap sampel darah dua orang warga Semuluh Lor, Ngeposari, Semanu telah keluar. Gejala awal berupa luka dan melepuh pada anggota tubuh salah satu warga yang kini dinyatakan positif antraks.

Informasi tersebut datang dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty. Dia mengatakan, sampel darah dua warga Semuluh Lor dilaksanakan pada 11 Juli. Disuntik dan diambil darahnya karena bergejala mirip terkena bakteri Bacillus anthracis.”Hasil lab (laboratorium) telah keluar, satu di antaranya positif antraks,” kata Dewi Irawaty saat dihubungi Selasa (25/7/23).

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan, saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium sampel tanah di Semuluh Lor.”Yang kami tahu, di Semuluh Lor memang ada riwayat satu kambing mati. Satu kambing lainya sakit dan disembelih,” kata Retno.

Baca Juga: Positif Antraks, Hasil Sampel Darah Warga Semuluh Lor Keluar

Karena tidak menemukan sisa daging, petugas hanya bisa mengambil sampel tanah. Hingga sekarang hasil laboratorium belum keluar. Namun ada kabar baik di wilayah Jati, Candirejo, Semanu yang notabene lokasi pertama penemuan kasus antraks pada manusia.”Sudah terkondisi tidak ada lagi kasus hewan ternak mati di Jati,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kasus kematian ternak di Kapanewon Ponjong dan Paliyan juga dinyatakan negatif antraks. Namun untuk kasus ternak sapi mati di wilayah Sambirejo, Ngawu, Playen hasilnya belum keluar. “Mudah-mudahan hasilnya juga positif sehingga sudah tidak ada lagi ring antraks yang baru,” jelasnya.

Disinggung mengenai vaksin, beberapa waktu lalu Kementan RI memberikan bantuan berupa obat, disinfektan, dan sarana prasarana senilai Rp 631.613.132. Jumlah vaksin antraks sebanyak 11.017 dosis. “Vaksin menyasar cakupan wilayah yang termasuk Candirejo dan Dadapayu,” ucapnya.

Baca Juga: Vaksin Antraks Fokus di Candirejo dan Dadapayu

Sebelumnya, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengklaim kasus antraks telah terkendali. Meski diakui kasus ini menyebabkan seorang warga meninggal dunia, dia menuding publikasi di media dinilai berlebihan.”Ada framing sehingga kasusnya jadi viral di nasional, padahal di lapangan tidak ada masalah berarti,” kata Sunaryanta.Dia berharap, warganya tidak panik menghadapi isu antraks. Diharapkan warganya optimistis membangun kekuatan untuk mengatasi masalah tersebut. (gun/eno)

Lainnya

Exit mobile version