Neutron Yogyakarta

Kekeringan, 3.308 Jiwa di Gunungkidul Kekurangan Air Bersih

Kekeringan, 3.308 Jiwa di Gunungkidul Kekurangan Air Bersih
MULAI KESULITAN - Mendapat kiriman droping air dari BPBD Gunungkidul, warga Jetis, Saptosari langsung mengalirkan ke bak penampungan belum lama ini.ISTIMEWA

RADAR MAGELANG – Puncak El Nino pada bulan ini mulai dirasakan sebagian warga Gunungkidul. Tiga ribuan warga yang tersebar di sejumlah wilayah mengalami kekurangan air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Purwono mengatakan, pihaknya telah menerima surat permohonan droping air bersih.”Dari data itu tercatat ada 3.308 jiwa terdampak kekeringan,” kata Purwono, Selasa (8/8/23).

Sementara, ada 28 ribu warga lainnya tersebar beberapa kapanewon juga memiliki potensi krisis air bersih. Angka tersebut dimungkinkan terus bertambah, jika melihat prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Diprediksi puncak musim kemarau terjadi mulai bulan ini sampai dengan September.”Tapi sempat ada hujan di sejumlah wilayah” ucapnya.

Baca Juga: Hadapi Kekeringan, BPBD Belum Ajukan Anggaran BTT

Dia menjelaskan, warga terdampak kekeringan sebenarnya telah memiliki sambungan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM). Hanya saja karena tidak bisa mengalir setiap saat, BPBD siap melakukan droping.”Kapanewon terdampak kekeringan paling luas ada di Saptosari,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Gunungkidul Sumadi mengatakan, ada tujuh kapanewon berpotensi terdampak masing-masing Purwosari, Saptosari, Rongkop, Girisubo, Ponjong, Semanu, dan Kapanewon Gedangsari.”Kami siapkan 1.000 tangki air bersih. Kalau kurang, bisa mengajukan tambahan ke pemerintah kabupaten (Pemkab),” ujarnya.

Sementara itu, seorang warga di Padukuhan Dondong, Kalurahan Jetis, Saptosari Ardi Wiyanto mengatakan, mulai kesulitan mengakses air bersih sejak beberapa minggu terakhir.”Air dari PDAM harus bergiliran dengan warga lain. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga membeli dari tangki swasta, dengan harga Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu,” kata Ardi. (gun/din)

Lainnya