Neutron Yogyakarta

Waspadai Narkoba Jenis Baru!

Waspadai Narkoba Jenis Baru!
Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose.

RADAR MAGELANG – Ribuan narkoba jenis baru telah beredar di dunia, sebanyak 92 di antaranya sudah terdeteksi masuk Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat ada yang masuk wilayah Jogjakarta, namun tak signifikan. Upaya antisipasi perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran peredarannya.

Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan, narkoba jenis baru dikenal dengan new psychoactive substances (NPS). Ada 1.212 narkoba jenis ini yang beredar di dunia. Sementara di Indonesia ada 92 yang telah terdeteksi.

“Di Indonesia yang dapat termonitor sekarang ada 92, kemudian yang banyak beredar di masyarakat namanya synthetic cannabinoid. Di Jogjakarta ada, tapi sangat kecil. Berbeda dengan di tempat lain,” katanya saat ditemui di Artotel Hotel, Jalan Urip Sumoharjo Jogja, kemarin (14/8).

Petrus menjelaskan, tren narkoba jenis NPS ini merupakan zat sintetis. Disebutkan yang banyak beredar di masyarakat dengan nama synthetic cannabinoid. “Kalau ganja kan cannabidiol atau CBD. Ini (NPS) sintetiknya yang buatan. Karena ditemukan di tembakau bergambar gorila disebut dengan tembakau gorila. Jadi  synthetic cannabinoid yang banyak, ada di Jogja kecil tapi,” ujarnya.

Meski begitu, BNN mengapresiasi langkah BNN Provinsi DIJ yang telah tanggap untuk menekan peredaran narkoba selama ini melalui program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Efeknya, Jogjakarta tidak lagi masuk dalam 10 besar peredaran narkoba saat ini.

“Jogja dulu, tahun 2019 masuk ranking lima, sekarang tidak masuk 10 besar. Bagus program yang dilakukan,”  jelasnya.

Demikian pula disebut tahanan narkotika di Jogjakarta tidak melebihi 50 persen seperti provinsi lain di Indonesia. Ini diklaim karena upaya yang dilakukan BNNP Jogjakarta bekerjasama dengan seluruh stakeholder untuk menekan. Melalui operasi atau kegiatan yang dilakukan dengan P4GN.

“Yang saya lihat juga BNNP Jogjakarta ini sukses dalam mengumandangkan sing against drugs. Jadi di sekolah belajar untuk menyatakan perang terhadap narkotika dengan bernyanyi,” terangnya.

Diharapkan ke depan program-program itu bisa lebih menekan lagi pengguna narkotika. Melihat pengguna narkotika banyak dilakukan di Jogjakarta. “Sehingga setidaknya banyak pengguna nantinya yang masuk dalam criminal justice system prosea, lebih baik nantinya direhabilitasi,” tambahnya. (wia/laz)

Lainnya

Exit mobile version