Neutron Yogyakarta

Kuota ke TPST Piyungan Ditambah Jadi 350 Ton

Kuota ke TPST Piyungan Ditambah Jadi 350 Ton
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Kuota sampah yang masuk ke TPST Piyungan ditambah usai dibuka 5 September lalu. Dari 180 ton kuota yang dibatasi sebelumnya, saat ini menjadi 350 ton per hari sampah yang bisa masuk untuk distribusi dari wilayah Kartamantul yakni Jogjakarta, Sleman dan Bantul.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kuncoro Cahyo Aji mengatakan, penambahan itu melihat kondisi eksisting lahan transisi 1 saat ini. Maka memungkinkan untuk menambah kuota menjadi 350 ton per hari sampah yang masuk.

“Bukan penambahan tapi masih memungkinkan untuk ditambah sedikit. Dari 180 jadi sekitar 350 ton, itu juga karena kondisi di sana labil ya, jadi soksok munggah sok midun (kadang sampah kondisinya naik dan turun, Red),”  katanya kemarin (11/9).

Kuncoro menjelaskan yang berbeda hanya kuota sampah yang masuk. Sementara untuk operasionalnya masih sama, yakni menggunakan skema tiga hari buka dan satu hari tutup. “Semoga nanti bisa tertata lebih baik. Tetapi pada prinsipnya adalah kebijakan bapak gubernur, terus sudah ada desentralisasi mulai 2024,” ujarnya.

Namun demikian, DLH menyiapkan langkah jangka panjang untuk menyikapi kondisi permasalahan sampah di Jogjakarta ini. Desentralisasi masih terus digencarkan di wilayah masing-masing dari hulu. Pun instansi ini dalam waktu dekat akan mewujudkan 10 desa percontohan kelola sampah mandiri.

Launching pertama akan diawali sebagai pilot project di Kalurahan Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, pada 14 September mendatang. Ada bantuan CSR Astra Internasional senilai Rp 1,5 miliar untuk mengawali desa sampah selesai di tingkat kalurahan.

“Pilot project non APBD karena itu dari CSR Astra. Pengolahannya nanti hampir sama dengan Panggungharjo 3R. Sekarang harus itu soalnya, jadi nanti kalau Bantul ada Panggungharjo, Sleman ada di Sardonoharjo,” jelasnya.

Menyikapi sampah yang berserakan di pinggir jalan di Kota Jogja, Kuncoro menyebut semestinya kota bisa mengoptimalkan TPS3R Nitikan untuk menangani fenomena sampah yang tak terbuang ke TPST Piyungan. Upaya pemilahan tetap harus dilakukan saat ini. Hal ini diklaim menjadi langkah tepat.

“Saya tetap berharap jangan ditumpuk di jalan. Tetap dipilah, mau tidak mau harus pilah. Dari hulu itu adalah langkah paling tepat. Nanti mungkin menjadi ciri khas istimewa Jogjakarta, tidak ada TPA regional kan masyarakatnya peduli kepada lingkungan. Tetap harus dipilah, ojo voli sampah,” tambahnya. (wia/laz)

Lainnya