Neutron Yogyakarta

Harga Tanah Mahal, Pemkab Sulit Tambah RTH

Harga Tanah Mahal, Pemkab Sulit Tambah RTH
TERKENDALA: Warga beraktivitas saat sore hari di kawasan Taman Denggung kemarin (12/9). ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Pemkab Sleman kesulitan menambah jumlah ruang terbuka hijau (RTH). Alasannya, lantaran harga tanah di Kabupaten Sleman cukup mahal. Sehingga instansi terkait pun hanya bisa melakukan penghijauan pada ruang-ruang publik yang sudah tersedia, seperti jogging track.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Epiphana Kristyani mengatakan, untuk menambah satu persen RTH di Sleman menurutnya dibutuhkan lahan minimal 1,05 hektare. Hal itu, menurutnya sulit diwujudkan jika melihat harga tanah di Sleman yang tergolong tinggi.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Radar Jogja, harga tanah di Bumi Sembada memang tergolong cukup mahal. Contohnya di Kapanewon Mlati dalam perkampungan harganya bahkan bisa menyentuh Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per meter. Kemudian di kawasan Ring Road utara, harga tanah per meternya bisa menyentuh Rp 6 juta sampai Rp 7 juta per meter. Lalu di kawasan Jalan Palagan, informasinya harga tanah per meternya bisa menyentuh puluhan juta rupiah.

Baca Juga: Kota Jogja Masih Kekurangan RTH

Karena kondisi tersebut, Epiphana mengaku, pihaknya kemudian melakukan alternatif dengan menambah penghijauan pada ruang-ruang publik atau fasilitas yang sudah ada. Contohnya seperti lapangan yang memiliki jogging track, lalu kemudian ditanam pohon pada kawasan sekitarnya. Sementara untuk jumlah RTH di Sleman sendiri kini baru sekitar 9,7 persen dari total luas wilayah.

“Harga tanah di Sleman itu mahal sekali, sehingga kami tidak punya anggaran untuk menambah ruang terbuka hijau. Akhirnya kita nyempil-nyempil (menambah penghijauan di fasilitas yang sudah ada),” ujar Epiphana kepada Radar Jogja Selasa (12/9/23).

Dalam upaya meningkatkan penghijauan di wilayahnya, DLH Sleman juga telah menyediakan bibit-bibit pohon yang bisa diajukan permintaannya oleh masyarakat. Namun dalam untuk pengajuan bibit pohon dari pemerintah tersebut, masyarakat harus memiliki program penghijauan yang jelas.

Baca Juga: Tanah Desa Pandowoharjo untuk Ruang Publik dan RTH

Lebih lanjut, Epiphana menyatakan, pihaknya juga terus menggenjot ketersediaan jogging track di seluruh kapanewon di Sleman. Targetnya tahun depan, seluruh kapanewon bisa memiliki salah satu fasilitas olahraga tersebut.

“Untuk saat ini sudah tujuh kapanewon yang memiliki jogging track, namun di tahun 2024 kami harapkan 17 kapanewon sudah mempunyai jogging track,” harapnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan, penyediaan fasilitas jogging track merupakan komitmen Pemkab Sleman. Khususnya dalam menjamin kesehatan warga. Sehingga harapannya masyarakat bisa memiliki tubuh sehat dan bugar.

Baca Juga: Dikaveling Anggota Dewan, Diminta untuk RTH

Dia pun mengimbau agar masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas olahraga yang sudah ada dengan baik. Sehingga harapannya tidak mudah rusak dan bisa digunakan oleh masyarakat secara berkelanjutan.

“Sehingga meski usia kita bertambah tua, kita bisa tetap sehat, bugar, dan produktif,” ucap Kustini dalam peresmian jogging track di Lapangan Donokerto, Turi beberapa waktu lalu. (inu/eno)

Lainnya

Exit mobile version