Neutron Yogyakarta

Di UGM Tiga Bacapres Jawab Isu-Isu Terkini

RADAR MAGELANG – Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja menjadi panggung istimewa bagi tiga bakal calon presiden (Bacapres). Meski tak bersamaan, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto hadir dalam acara Tiga Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM Selasa (19/9).

Acara yang dimoderatori presenter Najwa Shihab itu bacapres yang diusung Partai Nasdem, PKS dan PKB Anies Baswedan tampil yang pertama. Cucu pahlawan nasional AR Baswedan itu mengenang masa kuliahnya dulu di UGM. Pada saat itu, kata dia, pers dibredel dan mahasiswa Jogja menjadi saksi dan bergerak paling awal untuk menolak pembredelan terhadap pers. Skor kebebasan pers di Indonesia disebut Anies sekitar lima hingga enam dengan skala 10.  “Ketika ada tindakan-tindakan negara yang salah, kampus diam, kampus tidak berbicara. Lalu siapa yang berbicara? Tokoh agama yang berbicara, tokoh ulama, tokoh kristen, Katolik berbicara. Tapi tokoh akademik tidak. Dan ini terjadi. Ini harus dirubah,” paparnya.

Maka Anies menegaskan kebebasan berbicara secara nasional harus diubah. Dengan mengembalikan kebebasan berbicara yang ada di kampus-kampus. Menurutnya sudah tidak boleh lagi ada rasa takut dalam berekspresi. Apalagi di lingkungan kampus maka penting memperjuangkan kebebasan berbicara maupun berpendapat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyindir kondisi saat ini, orang Indonesia masih menyebut negaranya dengan nama Wakanda untuk menyamarkan nama Indonesia. Indikasi ini memperlihatkan masih ada ketakutan jika mengkritik Indonesia secara terang-terangan. “Selama kita masih harus menggunakan nama-nama selain kita sendiri untuk mengungkapkan apa yang menjadi pikiran kita maka skor (kebebasan berpendapat, red) kita masih rendah,” ujarnya.

Di kesempatan kedua tampil bacapres yang diusung PDIP, PPP, Partai Hanura dan Perindo, Ganjar Pranowo. Dalam sesi presentasi dan Tanya jawab, banyak pembahasan yang lagi menjadi pembicaraan publik saat ini. Di antaranya ialah saat Ganjar berwudu saat azan yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta nasional. Selain itu, pertanyaan soal boneka partai dari peserta juga mengundang riuh para penonton yang hadir.

Seusai acara, mantan Gubernur Jawa Tengah itu menilai kegiatan yang di UGM ini bagus dan menarik untuk menyampaikan ide gagasan bakal calon presiden yang ada. Menurutnya, adanya agenda ini membuat masyarakat menjadi tau punya preferensi untuk memilih. Rakernas PDI Perjuangan saat ini tinggal hitungan hari. Saat ditanyai kemungkinan diumumkannya calon wakil presiden pasangan Ganjar saat Rakernas mantan Gubernur Jawa Tengah itu enggan membeberkan. “Besok Rakernas PDI Perjuangan temanya kedaulatan pangan. Jadi maaf rakernas kami tidak selalu berbicara elektoral ataupun kandidasi,” ungkap Ketua Kagama itu kepada wartawan.

Di kesempatan terakhir, Bacapres yang diusung Partai Gerindra, Partai Golkar dan PAN Prabowo Subianto juga mendapat pertanyaan terkait isu yang sempat ramai menderanya. Seperti isu soal adanya dugaan Prabowo melakukan pencekikan dan menampar salah seorang wakil menteri saat rapat kabinet. Prabowo juga dibahas soal harta kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp 2,04 triliun.

Mendapati pertanyaan itu, Menteri Pertahanan RI itu menjawab perihal kekayaannya dia menilai itu karena dia lama menjadi seorang pengusaha. Mantan Danjen Kopasus ini juga menanggapi soal adanya dua calon legislatif 2024 dari partainya yang mantan terpidana korupsi. “Sudah saya coret (dua caleg, Red),” tegasnya.

Sedangkan, menanggapi isu menampar seorang wakil menteri enggan memusingkannya. Menurutnya, hal itu tidak lebih dari fitnah saja yang ditujukan kepadanya.  Prabowo menyadari keinginan masyarakat luas yang menginginkan adanya hukuman mati bagi koruptor. Tetapi, menurutnya jika sudah nekat meski diancam hukum mati pun pasti tetap akan melakukan korupsi. Oleh karena itu, mantan Capres 2019 ini menilai seharusnya ada kenaikan gaji dan jaminan yang lengkap bagi para birokrat. Dia menilai kebebasan berpendapat di Indonesia saat ini nilainya delapan jika range dari satu hingga sepuluh. “Lumayan lah (kebebasan berpendapat, Red) dibandingkan beberapa negara tetangga kita,” ungkapnya. (lan/rul/pra)

Lainnya

Exit mobile version