Neutron Yogyakarta

Proyek Pencopotan Palang Gapura Rp 200 Juta Batal

Proyek Pencopotan Palang Gapura Rp 200 Juta Batal
BATAL DILEPAS - Penampakan palang gapura Selamat Datang Wonosari di Logandeng, Playen Kamis (21/9/23). Bangunan ini batal dilakukan renovasi.GUNAWAN/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Proyek pencopotan bando atau palang gapura selamat datang Wonosari di Logandeng, Playen senilai Rp 200 juta dibatalkan. Rencana awal pencopotan untuk pertimbangan keamanan itu urung dilakukan karena ongkosnya dipangkas untuk menutup defisit anggaran.

Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul Nanang Irawanto mengatakan, rencana proyek itu batal terlaksana karena alokasi anggaran dipangkas pada Maret 2023.”Pada saat APBD Perubahan 2023, kami usulkan kembali (pencopotan) tetap tidak bisa dilaksanakan karena ketiadaan anggaran,” kata Nanang, Kamis (21/9/23).

Dia menjelaskan, anggaran Rp 200 Juta bukan hanya untuk mencopot bando dari bahan besi, tapi juga pemeliharaan dan mempercantik gapura batas kota. Alasan pencopotan bando mepertimbangkan faktor keselamatan.”Secara konstruksi usia bando lebih dari sepuluh tahun. Menimbulkan kekhawatiran, bisa membahayakan pengendara yang melintas,” ujarnya.

Baca Juga: Sehari Dapat Undangan Hajatan Sampai 10 Kali, Dukuh Minta Bupati Gunungkidul Ikhlas Naikkan Gaji

Oleh sebab itu program pemeliharaan gapura batas kota akan kembali dilaksanakan di tahun depan. Hal ini sesuai dengan perencanaan yang disusun untuk kegiatan di 2024. Sesuai instruksi Kepala DPUPRKP, pencopotan bando selamat datang masuk program prioritas di tahun depan.

Kepala DPUPRKP Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, defisit anggaran mempengaruhi program kegiatan. Guna menekan angka defisit, sejumlah program terpaksa ditunda.”Selain pencopotan bando selamat datang gapura batas kota Wonosari, juga ada pembatalan penataan wajah kota tahap dua,” kata Irawan.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mengatakan, jika rencana pencopotan bando sudah melalui kajian menurutnya itu perlu direalisasikan. Dengan begitu faktor kerawanan dapat diminimalisasi.”Kalau mepertimbangkan faktor kemanan pengguna jalan, saya kira menjadi prioritas,” kata Heri. (gun/din)

Lainnya