RADAR MAGELANG – Pemkab Sleman resmi melaksanakan hari pertama operasi pasar murah kemarin (25/9). Berbagai komoditas bahan pokok pun ludes dibeli masyarakat dalam kegiatan tersebut.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Nia Astuti mengatakan, operasi pasar murah di hari pertama dilaksanakan di Kapanewon Kalasan dan Berbah. Dalam kegiatan tersebut komoditas yang dijual meliputi beras, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, dan terigu.
Nia membeberkan, dalam pelaksanaan hari pertama operasi pasar murah hampir semua komoditas ludes dibeli oleh masyarakat. Bahkan untuk beras yang disediakan di Kapanewon Prambanan sebanyak empat ton dan kapanewon Berbah sebanyak lima ton habis terjual. “Karena antusiasme warga untuk mendapatkan harga beras dengan harga terjangkau,” ujar Nia kepada Radar Jogja.
Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan, bahwa program operasi pasar murah bertujuan untuk menstabilkan harga bahan pokok. Melalui kegiatan tersebut, dia berharap nantinya masyarakat di Sleman bisa terbantu. Khususnya dalam membeli berbagai kebutuhan pokok.
Kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kantor Kemantren Gondokusuman, Jogja yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIJ kemarin (25/9). Ketua Tim Kerja Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPKP DIJ Sumaryatin menyebut, ada 11 komoditi yang dipasarkan melalui bazar murah di Kemantren Gondokusuman. Beberapa di antaranya adalah beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, hingga daging. Total ada 7,5 ton bahan pokok yang dibawa. Di dalamnya termasuk 7 kuintal telur dan 2,5 ton beras.
“Beras yang paling cepat habis karena harga yang paling tinggi sekarang beras karena lonjakan inflasi,” jelas Sumaryatin saat ditemui.
Meski dibanderol murah, pembelian oleh masyarakat tetap dibatasi. Masing-masing orang hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kilogram atau dua bungkus. Dia memastikan harga bahan pokok kali ini di bawah harga pasar. Beras medium di pasaran dibanderol dengan harga Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kilogram. Sementara di gelaran pasar murah dibanderol dengan harga Rp 11.500 per kilogram. “Kami beri subsidi transportasi sebesar Rp 1.000, kita jual seperti itu,” kata Sumaryatin yang juga Analis Ketahanan Pangan DPHK DIJ ini.
Ini bukan gelaran pasar murah yang pertama kali dilaksanakan. DPHK DIJ hingga kini telah menggelar 29 kali gerakan pangan murah dan akan terus dilaksanakan secara bergiliran. “Tanggal 3 Oktober di Kemantren Danurejan, tanggal 9 Oktober di Tegalrejo,” tambahnya.
Salah satu warga Baciro, Gondokusuman, Lina mengaku baru pertama kali membeli kebutuhan pokok pada gelaran pasar murah. Dia merasa terbantu dengan gelaran ini. Lina sempat membeli minyak goreng, gula pasir, dan ayam potong. Soal harga terbilang ramah di kantong. Dia mengaku bisa menghemat sebesar dua ribu hingga tiga ribu rupiah. “Bisa untuk beli yang lain,” katanya. (inu/isa/eno)