Neutron Yogyakarta

Ubah Pola Tanam Tetap Butuh Air

Ubah Pola Tanam Tetap Butuh Air
MULAI SURUT: Anak-anak sedabf mencari ikan dan udang di Selokan Mataram yang surut di kawasan Meguwo, Maguwoharjo, Depok kemarin (26/9). Rencananya, aliran air Selokan Mataram akan ditutup aliran air mulai 1-31 Oktober untuk pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan. ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Rendana dimatikannya aliran air Selokan Mataram sejak 1-31 Oktober dikhawatirkan oleh kalangan petani. Untuk mengantisipasi minimnya air, sebelumnya petani telah diimbau untuk mengubah pola tanam. Namun pola tanam seperti ini tetap membutuhkan air.

“Apapun pengubahannya (pola tanam, Red) kita tetap butuh air, kalau air saja tidak ada bagaimana mau mengubah,” ujar Janu Riyanto, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo Tirtomartani saat dihubungi Selasa (26/9/23).

Menurutnya, penutupan aliran Selokan Mataram selama sebulan, tentu akan sangat berdampak bagi para petani. Khususnya dalam hal kebutuhan air untuk penyiraman. Walaupun di sisi lain, para petani juga telah mengubah pola tanam dari padi menjadi palawija yang membutuhkan lebih sedikit air.

Baca Juga: Aliran Selokan Mataram Dimatikan Sebulan, untuk Pembangunan Infrastruktur dan Pemeliharaan

Meski demikian, masa tanam di musim kemarau jika aliran Selokan Mataram dimatikan akan terasa berat. Karena, selama ini para petani di wilayahnya menggantungkan pasokan air dari sumber air tersebut. “Selokan Mataram mati tentu akan mengganggu pertanaman, apalagi yang baru olah lahan,” sambungnya.

Namun karena penutupan Selokan Mataram merupakan hal yang tidak terelakkan, Janu mengaku, Gapoktan Tirto Sembodo sudah menyiapkan langkah penyediaan air dari sumur-sumur ladang. Hanya saja, debit air tanah cukup kecil. Sehingga dikhawatirkan tidak dapat mencukupi kebutuhan air.
Lebih lanjut, masalah lain dari penggunaan sumur ladang lain itu adalah penggunaan pompa yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Janu menyebut, pembelian BBM cukup menjadi kendala karena harus disertai surat dari pemerintah. “Harus pakai surat dan tidak boleh dengan jeriken, bagi petani tua tentu itu hal yang sulit,” katanya.

Baca Juga: Duh, Aliran Air Selokan Mataram Akan Dimatikan selama Sebulan, Ada Apa ?

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) bakal melaksanakan pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan Selokan Mataram. Ahli Madya Bidang Pelaksanaan Jaringan Air BBWSSO Rr Vicky Ariyanti mengatakan, hal Itu dilakukan, karena ada tiga pelaksanaan proyek yang dilakukan pihaknya. Di antaranya pembangunan bangunan ukur di saluran induk, pembangunan pintu, serta pemeliharaan sekaligus pengerukan sedimentasi. “Untuk pengerjaan pembangunannya kami menggunakan zat adiktif agar bisa dipercepat, paling cepat selesai tiga minggu,” beber Vicky. (inu/eno)

Lainnya