RADAR MAGELANG – Sinkhole atau kemunculan lubang tanah secara tiba-tiba di lahan pekarangan milik Karyo Dimejo, 70, warga Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo akhirnya ditutup. Proses penutupan dibantu alat berat, kemarin (15/10).
“Proses penutupan lubang dimulai pukul 08.00 tadi. Pukul 10.00 lubang sudah selesai ditutup,” ucap Kepala Dusun Popohan, Restu Bayu Permadi.
Persiapan penutupan sinkhole sudah dilakukan sejak Sabtu (14/10), salah satunya mendatangkan alat berat atau backhoe bantuan dari Pemerintah Kalurahan Banjararum. Warga juga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan dan membuat jembatan darurat akses alat berat masuk ke lahan pekarangan Mbah Karyo. “Begitu jembatan jadi, backhoe masuk dan mulai pengerjaan penutupan,” jelasnya.
Ditambahkan, sinkhole ditutup dengan material batu dan tanah urug. Dua material itu diperoleh dari pekarangan milik Mbah Karyo. Pertama ditutup dengan batu-batu besar, setelah itu baru material tanah yang didapat dari tebing samping rumah Mbah Karyo. Dilakukan juga penebalan area lubang dengan ketinggian sekitar satu meter. “Tujuannya untuk mengantisipasi area ini terkena genangan air musim hujan ke depan,” imbuhnya.
Sementara Mbah Karyo menyatakan bersikukuh tetap tinggal di sekitar lokasi kemunculan sinkhole. Pihaknya sudah membujuk Mbah Karyo pindah, namun yang berkaitan tidak mau. “Kalau Mbah Karyo tetap pengennya tinggal di situ. Tidak mau pindah,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kulon Progo Triyono menambahkan, penutupan sinkhole Kalibawang sudah sesuai dengan rekomendasi ahli geologi UGM. Laporan BPBD yang sudah kerjasama minta dari Semarang dan UGM memang rekomendasinya ditutup. Pasca-ditutup, Pemkab Kulon Progo akan melakukan kajian untuk menentukan langkah yang paling tepat terhadap kondisi di wilayah Popohan.”Nanti kami akan minta BPBD melakukan kajian terkait langkah dari pemda selanjutnya paling pas seperti apa,” imbuhnya.
Fenomena sinkhole ini terjadi di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo. Lubang yang muncul sejak Desember 2022. Ukuran lubang semula kecil kemudian terus membesar hingga diameter 4,5 x 3 meter. Adapun kedalamnya setelah diuruk pemilik lahan mencapai lima meter lebih.
Kemunculan sinkhole ini sempat menarik perhatian sejumlah akademisi untuk melakukan penelitian. Mulai dari pakar geologi UGM (Jogjakarta) hingga Undip (Semarang) yang beberapa lalu melakukan survei lokasi sinkhole tersebut.
Ketua Tim Peneliti sekaligus Pakar Geologi UGM Wahyu Wilopo sempat merekomendasi pemerintah segera menutup lubang tersebut. Penutupan digunakan dengan material kedap sehingga air tidak bisa masuk ke situ. Alasannya, ketika air tidak masuk, maka proses pelapukan atau proses erosi di bawah permukaan tidak berlanjut.
Disarankan juga agar beban yang berada di atas permukaan tanah di sekitar sinkhole bisa dikurangi untuk mencegah amblasnya rongga bawah tanah di sekitar lokasi tersebut. Dalam hal ini, perlu adanya relokasi terhadap warga yang berada paling dekat dengan sinkhole. Jika amblas berbahaya, ketika memilih tetap menempati, harus menggeser sedikit jauh dari lubang. Langkah relokasi penting untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, jika sampai tanah longsor benar-benar terjadi. (tom/pra)