Neutron Yogyakarta

Hadapi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 22 Meter

Hadapi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 22 Meter
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Kabupaten Bantul kembali menjadi tuan rumah latihan gabungan dalam rangka kesiapsiagaan bencana. Puluhan delegasi dari 18 negara ini berlatih menyamakan persepsi terkait penanganan bencana.

Kegiatan ASEAN Defence Ministers Meeting Plus Experts Working Group on Humanitarian Assistance and Disaster Relief (ADMM-Plus EWG on HADR) yang digelar sejak 15-20 Oktober ini pun dimulai dengan simulasi penanggulangan bencana hingga proses recovery.

Gelaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan RI ini berlangsung pada 15-20 Oktober. Diikuti puluhan delegasi negara asing dengan lokasi di beberapa titik di kawasan Pantai Depok, Kretek.

Baca Juga: Hore…. Kabupaten Gunungkidul Sudah Diguyur Hujan, Sleman dan Bantul Juga Berpotensi!

Koordinator Field Training Exercise (FTX) Kolonel Airlangga mengatakan, FTX menjadi puncak dari rangkaian latihan gabungan bersama di sekitar Pantai Depok, Laguna Depok, Jembatan Kretek II, Muara Sungai Opak, serta Pantai Tall Wolu. Diawali dengan simulasi simulasi bencana gempa bumi dengan magnitudo 8,8 SR.

Disusul dengan gelombang tsunami setinggi 22 meter. Evakuasi dilakukan di tempat yang telah disiapkan. Termasuk di rumah sakit lapangan. Simulasi penyelamatan juga dilakukan pada korban yang tertimpa bangunan dan tersangkut di pohon.

Selain itu, tim penyelamat juga berhasil menyelamatkan korban yang terjepit di bawah jembatan. Kemudian satu unit helikopter juga dikerahkan untuk menyelamatkan korban di tempat yang sulit dijangkau dari daratan serta memberikan sejumlah bantuan. Beberapa tim penyelam juga dengan sigap menyelamatkan beberapa korban.

Baca Juga: Bawaslu Bantul Kontrol Keberadaan Alat Peraga Sosialisasi

Salah satu peserta, Atase Pertahanan Jepang, Kapten Hamakawa Sho mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan kerja sama yang terjalin selama ini. “Kami merasa senang dan sangat bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan latihan gabungan ini,” ujarnya. (tyo/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)