RADAR MAGELANG – Hasil uji laboratorium sampel air laut dari Pantai Krakal dan Slili sudah keluar. Menunjukkan kandungan Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan Fenol atau asam karbolat melebihi ambang batas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, BOD merupakan kondisi oksigen yang diperlukan untuk mengurai larutan organik rendah. “Namun, ada faktor yang tidak memenuhi baku mutu” sebutnya Selasa (24/10). “Untuk fenol melebihi nilai ambang batas meskipun saya tidak bisa menjustifikasi bahwa fenol itu sifatnya asam,” sambungnya.
Hanya saja, tingkat kepekaan BOD maupun Fenol belum tinggi. Tapi apakah menjadi penyebab kematian biota laut atau tidak, Sukmono masih belum bisa memastikan. Namun, memang ada material anorganik yang sempat mencemari air laut di dua pantai itu.
“Dengan keluarnya hasil uji laboratorium ini, dapat dipastikan kondisi di Pantai Krakal dan Slili aman,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono menyebut, limbah cair yang sempat mencemari Pantai Krakal dan Slili sudah hilang. “Sudah bersih, sudah tidak ada lagi limbah cair di dua pantai itu,” kata Marjono.
Sebagaimana diketahui, limbah cair mirip solar ditemukan di Pantai Krakal dan Slili, Gunungkidul pada Sabtu (7/10). Wisatawan lokal Mayarisari yang berlibur dengan keluarganya di area pantai mengaku kaget. Karena melihat air laut tercemar cairan berwarna pekat. Bahkan aaat anaknya bermain air, tangan dan kaki seperti terkena oli. (gun/eno)