RADAR MAGELANG – Dampak kekeringan pada musim kemarau panjang di Gunungkidul tahun ini makin meluas. Sekarang rata-rata permintaan air bersih dari kapanewon mencapai 16-20 liter per hari. Karena stok air menipis, dalam APBD Perubahan 2023 diusulkan tambahan 300 tangki.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Sumadi mengatakan, stok air bersih kini tersisa 276 tangki dari 1.060 tangki yang disiapkan.”Kami usulkan tambahan 300 tangki untuk jaga-jaga,” kata Sumadi Kamis (26/10).
Progres usulan anggaran, tinggal menunggu penetapan pengajuan anggaran karena ditetapkan pada November 2023. Dia berharap stok air bersih yang ada bisa mencukupi sampai akhir bulan depan.”Selama ini dari total 18 kapanewon, 16 di antaranya hanya mengandalkan bantuan air bersih dari BPBD,” ujarnya.
Baca Juga: BPBD Bantul Imbau Masyarakat Waspada Bencana saat Pancaroba
Selain itu juga mendapat bantuan dari pihak ketiga. Dukungan unsur lain dalam penanganan dampak kemarau panjang sangat diperlukan mengingat anggaran droping air bersih dari kapanewon telah habis.”Rata-rata permintaan air bersih dari kapanewon mencapai 16-20 liter per hari,” ucapnya.
Berdasarkan rekap data terbaru, sepanjang 2023 BPBD menyalurkan sebanyak 743 tangki. Kemudian kapanewon sebanyak 2.777 tangki, dan dari pihak ketiga yang terdeteksi mencapai 216 tangki.
Kepala Jawatan Sosial, Kapanewon Tepus Joko Santoso mengatakan, anggaran droping air sebesar Rp 76,5 juta tahun ini sudah habis. Terakhir menyasar warga Kalurahan Tepus, Sidoharjo, dan Purwodadi.”Sekarang kami berharap sepenuhnya penyaluran diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul.,” kata Joko. (gun/din)