Neutron Yogyakarta

Manfaatkan Kulit Udang untuk Terapi GGK

Manfaatkan Kulit Udang untuk Terapi GGK
INOVATIF: Mahasiswa UGM saat menguji obat alternatif hiperfosfatemia dan hipertensi pada kasus gagal ginjal kronik.DOKUMENTASI UGM

RADAR MAGELANG – Di tangan mahasiswa UGM, kulit udang tidak hanya menjadi limbah. Karena memiliki senyawa kalsium karbonat yang tinggi, kulit udang ini dimanfaatkan untuk terapi penderita gagal ginjal kronis (GGK). Dengan cara mengekstraknya menjadi bubuk.

Alternatif obat ini juga dinilai lebih efisien, ekonomis, dan efek samping yang minim. “Telah banyak riset yang menggali potensi kitosan pada kulit udang, sedangkan kandungan kalsium karbonat masih jarang dimanfaatkan,” beber Titis Putri Dika Amalia, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim riset obat alternatif hiperfosfatemia dan hipertensi pada kasus gagal ginjal kronik Kamis (26/10/23).

Padahal, lanjut Titis, hasil uji menunjukkan kulit udang mengandung kalsium karbonat sebanyak 45-50 persen.
Diketahui, prevalensi GGK di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, persentase penderita GGK mengalami peningkatan 0,2 persen penduduk pada 2013 menjadi 0,38 persen pada 2018.

Baca Juga: Marching Band UGM Rebut Piala Raja 2023

GGK juga dapat menimbulkan sejumlah masalah metabolisme lain. Di antaranya hiperfosfatemia atau peningkatan konsentrasi fosfat dalam darah dan hipertensi. Sehingga perlu dilakukan penanganan dengan baik.
Sejauh ini, obat antifosfat dan agen diltiazem yang ditawarkan pada pasien GGK tidak sepenuhnya mengurangi progresivitas GGK. Hal ini dikarenakan efek samping dan sifat kontraindikasi obat.

Sedangkan prosedur lain seperti hemodialisis, memerlukan biaya besar dan menurunkan kualitas hidup penderita GGK.
“Hemodialisis atau cuci darah jelas sekali memerlukan biaya besar dan berpotensi menurunkan kualitas hidup,” ujar anggota tim riset lainnya, Marcellino Maatita dari Fakultas Kedokteran.

Baca Juga: Sekolah Vokasi UGM kembali Adakan Seminar Nasional Teknologi Terapan Tahun 2023

Ketersedian kulit udang, disebut sangat banyak. Dan sejauh ini belum termanfaatkan secara optimal. Hasil riset ini, diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan terapi efektif dan ekonomis yang dapat dimanfaatkan secara luas.

Riset merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) 2023 yang memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mahasiswa lain yang tergabung dalam tim yang diberi nama Calcicarbo ialah Farhan Dio Sahari dan Syifa Aulia Pramudani dari Fakultas Kedokteran Hewan. Serta Chasna Salsabila Rosydiana dari Fakultas Farmasi. (lan/eno)

Lainnya

Exit mobile version