Neutron Yogyakarta

7.000 Lurah dan Pamong Kumpul di Monjali, Ingin Dengar Sapa Aruh Sultan Jelang Pemilu 2024

7.000 Lurah dan Pamong Kumpul di Monjali, Ingin Dengar Sapa Aruh Sultan Jelang Pemilu 2024

RADAR MAGELANG – Sebanyak tujuh ribu lurah dan pamong kalurahan bakal memenuhi kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali), Sabtu pagi ini (28/10). Mereka ingin mendengar Sapa Aruh Raja Keraton Sultan HB X sekaligus gubernur DIJ menyongsong Pemilu 2024.

Sekretaris Jenderal Paguyuban Lurah dan Pamong Kalurahan DIJ Nayantaka Soehadi mengatakan, kegiatan bertajuk Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi ini lebih kepada memohon arahan HB X sebagai pemangku keistimewaan. Terlebih seiring gaung reformasi kalurahan merupakan upaya gubernur memberdayakan masyarakat.

Dikatakan, arahan itu penting menjadi nyawa para lurah dan pamong yang akan menjadi getok tular dan komando paling bawah untuk masyarakat. “Kami ingin menjadi suksesi dari biro kalurahan dan testis pertama yang kita lakukan adalah menjaga agar seluruh DIJ di pesta demokrasi bisa berjalan lancar dan sukses, tidak menceraiberaikan embrio golong gilig DIJ,” katanya dalam kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Jumat (27/10).

Baca Juga: PSIM Jogja Kantongi Beberapa Pemain Anyar, Diumumkan dalam Waktu Dekat

Soehadi menjelaskan, ide gagasan ini tidak ujug-ujug tetapi terinspirasi dari falsafah keistimewaan DIJ bahwa rentan tahun 1946 sampai 1949 Jogja sempat menjadi ibu kota negara. Kala itu, lurah dan pamong kalurahan menjadi pagar praja untuk mempertahankan eksistensi wilayahnya.

“Artinya bahwa embrio kultur kita sudah golong gilig, bahkan kemudian ada reaksi yang keluar manunggaling kawula gusti, sehingga dari hal ini yang Jogja sudah semangat golong gilignya mengakar. Kemudian Nayantaka membuat ide ini,” ujarnya.

Sehingga pesta demokrasi tidak diartikan secara berlebihan yang berakibat justru menciderai sosial dan kemanusiaan. “Kita mohon arahan dan mendapat arahan yang kemudian ini kita konsep kegiatan Jogga Nyawiji ing Pesta Demokrasi,” jelasnya.
Menurutnya, nyawiji bukan berarti dikonotasikan satu hal yang negatif. Melainkan lebih pada tetap menjaga golong gilig istimewa DIJ dalam pesta demokrasi. Dan embrio paling bawah berperan adalah lurah, pamong kalurahan termasuk dukuh.

Baca Juga: Gelora Motor Buka Dealer di Jogja, Tawarkan Skuter Premium Brand Royal Alloy, NIU dan Italjet

Acara ini akan dihadiri seluruh lurah, pamong kalurahan hingga dukuh karena disebut agar mereka bisa mendengar arahan Sultan HB X. Ini sekaligus komitmen lurah dan pamong dalam mensukseskan Pemilu 2024.

Bertepatan dengan momen sapa aruh ini, para lurah dan pamong juga akan melakukan deklarasi pemilu damai. Ada sejumlah poin yang akan diserukan peserta aksi. Meliputi kesiapan menjaga keamanan dan ketertiban, menghormati perbedaan dan mengedepankan kepentingan umum, serta memperkokoh Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat sebagai keluarga besar.

Kepala Biro Tata Pemerintahan (Tapem) Setda DIJ Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara mengatakan, lurah di DIJ ingin mendengar arahan langsung Sultan HB X sebagai raja dan pimpinan daerah, karena sebentar lagi Indonesia akan memasuki tahun politik. Terlebih para lurah juga merasa memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam menjaga kondusivitas dan kesuksesan pemilu di DIJ.

Baca Juga: Doa Minta Hujan, Baznas Kota Jogja Gelar Salat Istisqa Besok Pagi

“Apalagi sudah disampaikan kalurahan menjadi pemangku keistimewaan. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya lurah ingin ada dawuh dari Ngarso Dalem (HB X) tentang pesta demokrasi yang ada di depan mata. Artinya, para lurah ingin punya tanggung jawab untuk menjaga kestabilan politik, ekonomi, dan lain-lain,” katanya.

Sementara itu, Sekprov DIJ Beny Suharsono menambahkan, gelaran ini sekaligus untuk menegaskan sikap dan tekad para lurah dan pamong kalurahan sebagai pemangku keistimewaan. Selain itu juga untuk bersama-sama mewujudkan pemilu yang jujur, adil, aman, damai, dan bermartabat, khususnya bagi warga DIJ dan seluruh rakyat Indonesia. “Sebab, Jogja istimewa bukan hanya untuk DIJ saja, tapi juga untuk Indonesia,” katanya. (wia/laz)

Lainnya

Exit mobile version