Neutron Yogyakarta

Panghargaan Jogjakarta sebagai Warisan Dunia, Tiga Wilayah Kerja Sama Penguatan Pelestarian Sumbu Filosofi

Panghargaan Jogjakarta sebagai Warisan Dunia, Tiga Wilayah Kerja Sama Penguatan Pelestarian Sumbu Filosofi
MOMENTUM: Flasmob yang diikuti 2.000 orang bersamaan dengan acara Panghargyan Jogjakarta Warisan Dunia di Kawasan Malioboro, Sabtu (28/10).Wulan Yanuarwati/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Sumbu Filosofi Jogja telah ditetapkan sebagai warisan dunia melalui sidang ke-45 Komite Warisan Dunia di Riyadh Arab Saudi pada September 2023 lalu. Pemprov DIJ, Pemerintah Kota Jogja, dan Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya mengeksplorasi potensi dan membenahi upaya pengelolaan kawasan The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks tersebut.

“Bekerja sama dengan berbagai pihak, sedang menyiapkan sejumlah regulasi untuk mendukung penguatan pelestarian di lingkungan Sumbu Filosofi Jogja,” ujar Gubernur DIJ Hamengku Buwono X pada acara Panghargyan Jogjakarta Warisan Dunia di Kawasan Malioboro, Sabtu (28/10). Termasuk di dalamnya adalah pengendalian pembangunan yang lebih efektif, tata guna lahan yang lebih tepat, pengaturan transportasi ramah lingkungan. Selain itu juga tentang penataan aktivitas keseharian di kawasan tersebut.

Selain itu, Raja Keraton Jogja itu juga mengatakan menyoal dampak peningkatan kunjungan wisatawan. Pasca penetapan Sumbu Filosofi, sudah dipastikan Jogja menjadi magnet kunjungan wisata dunia.”Telah diantisipasi dengan kajian daya dukung, pengelolaan pengunjung, serta penyebaran kunjungan ke destinasi wisata alternatif lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Pamerkan 29 Arsip terkait Sumbu Filosofi

Sedangkan pada peningkatan pada sumber daya manusia (SDM) juga telah disiapkan sejumlah program. Implementasi dengan menggandeng sejumlah pihak, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di antaranya UNESCO Jakarta Office, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

HB X juga menyebut, dalam hal pengelolaan terpadu, Pemerintah DIJ, Pemerintah Kota Jogja, dan Pemerintah Kabupaten Bantul, juga sedang berupaya mewujudkan badan pengelola warisan dunia yang memiliki kewenangan lebih besar. Sehingga bisa lebih berwibawa dan efektif dalam melakukan koordinasi dan pengendalian. Disadari pengelolaan The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks akan menghadapi tantangan yang semakin berat di masa depan. “Keberhasilan untuk menghadapi dinamika ini, hanya akan dapat dicapai apabila ada kebersamaan dan kerja sama semua pihak,” jelasnya.

Sekretaris Daerah DIJ Beny Suharsono mengatakan kegiatan Jogja World Heritage Festival Tahun 2023 merupakan event pertama yang diselenggarakan setelah pengajuan nominasi Sumbu Filosofi Jogjakarta ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Acara sekaligus launching SI SUFI Jogja (Satu Aksi Sumbu Filosofi Budaya Jogjakarta Mendunia).”Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini untuk semakin mengenalkan, meningkatkan dan menguatkan apresiasi dan dukungan masyarakat terhadap nilai penting universal Sumbu Filosofi dalam bentuk aktifitas yang menyenangkan dan menambah pengalaman,” jelasnya. (lan/din).

Lainnya