Neutron Yogyakarta

Patenkan, Nglarak Blarak Meriah di Pantai Glagah dalam Rangkaian Hari Jadi Ke-72 Kulon Progo

Patenkan, Nglarak Blarak Meriah di Pantai Glagah dalam Rangkaian Hari Jadi Ke-72 Kulon Progo
OTENTIK: Olahraga tradisional Nglarak Blarak di area parkir wisata Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Sabtu (28/10). (HENDRI UTOMO/Radar Jogja)
RADAR MAGELANG – Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo kembali menggelar Festival Nglarak Blarak dalam rangka Hari Jadi Ke-72 Kabupaten Kulon Progo tahun ini.
Olahraga tradisional sarat kearifan lokal ini mendapat sambutan meriah para pengunjung Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Sabtu (28/10).

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito mengatakan, Nglarak Blarak sudah menjadi semacam identitas Kabupaten Kulon Progo. Harapan ke depan, olahraga tradisional yang telah mendunia ini tetap terus bertahan lestari.

“Area parkir pantai Glagah dipilih menjadi lokasi perhelatan dengan tujuan untuk meningkatkan berkunjung wisata,” ucapnya.
Dijelaskan, Nglarak Blarak merupakan olahraga tradisional murni yang digali dari kearifan lokal warga yang tinggal di perbukitan Menoreh Kulon Progo. Latar belakang olahraga ini yakni aktivitas para penderes nira kelapa.
“Dari aktivitas menderes ini, kemudian kami buat sebuah permainan berikut aturan baku supaya menjadi olahraga tradisional,” jelasnya.

Ditambahkan, sejak diciptakan, olahraga tradisional ini telah meraih beberapa prestasi, pernah menjadi juara kedua kompetisi nasional tahun 2014. Bahkan, juara pertama ajang TAFISA World Games 2016 mewakili Indonesia.

“Momentum Hari Jadi ini, semoga Nglarak Blarak tetap mendunia,” imbuhnya.
Baca Juga: Ikan Hiu Tutul Terdampar Mati di Pantai Trisik

Penjabat Bupati Kabupaten Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengungkapkan, ia baru kali pertama menyaksikan Nglarak Blarak dan cukup terkesan.

Ia juga berpesan olahraga tradisional ini segera dipatenkan. Menurutnya, olahraga tradisional ini sudah menjadi atraksi budaya.

“Ini layak menjadi kebanggaan Kulon Progo, karena memang hanya ada di Kulon Progo. Saya rasa ini perlu dipatenkan, diurus legalitasnya supaya tidak diakui daerah lain, karena ini otentik sekali,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengantin Naik Forklift, Mahar Beras 25 Kilogram, Fortais Indonesia Gelar Pernikahan Massal
Ni Made juga mengapresiasi para pemain yang didominasi muda-mudi. Menurutnya, Nglarak Blarak bisa menjadi media penyaluran energi positif, terlebih permainan ini mengajarkan bagaimana bekerja sama, cekatan, dan harus cepat dalam mengambil inisiatif.

“Energinya positif sekali, harus dilestarikan khususnya anak-anak muda. Ini dapat menjadi satu kegiatan yang mampu mengalihkan kegiatan-kegiatan negatif menuju kegiatan yang sangat positif di tengah era globalisasi yang semua serba gadget,” ujarnya. (tom/amd)

Lainnya