JOGJA – Uji coba contraflow atau melawan arus khusus bus TransJogja di Jalan Pasar Kembang Jogja, akan dilakukan pagi ini (31/10). Pelaksanaan ini mundur dari jadwal semula pada Sabtu (28/10) lalu.
Penundaan dikarenakan belum adanya kesepakatan dengan salah satu instansi terkait manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan. Selain juga masih adanya pengerjaan jalan di lokasi uji coba.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perhubungan DIJ Sumariyoto mengatakan, uji coba bus Trans Jogja boleh melawan arus di Jalan Pasar Kembang ditunda. Ini karena banyak kendala. “Belum berhasil (uji coba dilaksanakan). Itu ada lubang yang perlu disiasati terlebih dahulu,” katanya kemarin (30/10).
Oyot, sapaan akrabnya, menjelaskan kendala lain juga terkait dengan belum adanya kesepakatan dengan pemangku kepentingan. Sehingga direncanakan uji coba baru akan dilaksanakan Selasa ini (31/10).
“Alasannya karena pemahaman soal manajemen rekayasa lalu lintas. Jadi ada beberapa instansi yang belum memahami soal manajemen rekayasa lalu lintas. Insya Allah Selasa (hari ini) kami lakukan kembali kami uji coba pukul 09.00,” ujarnya.
Menurutnya, masih ada pemahaman yang keliru tentang UU Nomor 2/2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal itu menyebut tentang manajemen rekayasa lalu lintas.
“Tetapi pemahaman beliau hanya di ayat 1, sedangkan di ayat 2 menjelaskan ayat 1 yang bunyinya butir a itu manajemen rekayasa lalu lintas itu memprioritaskan baik jalur lajur jalan untuk angkutan umum,” jelasnya.
Sehingga dia menyebut tidak hanya sekadar mengatur sirkulasi lalu lintas pada uji coba itu. Namun yang perlu dipahami soal kelancaran lalu lintasnya. “Ayat 1 ayat 2-nya belum dipahami. Ini proses kita memahamkan teman-teman di lapangan,” terangnya.
Adapun sesuai rencana sebelumnya, kebijakan bus TransJogja boleh melawan arah di Jalan Pasar Kembang dimulai dari pertigaan Jalan Gandekan. Kemudian bus melalui lajur sisi utara sejauh sekitar 500 meter ke timur menuju Jalan Malioboro.
Menurutnya, contraflow diberlakukan untuk memberikan kemudahan akses masuk ke kawasan Malioboro dengan bus TransJogja. Ini untuk mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pejalan kaki. Selain itu mewujudkan integrasi moda transportasi di kawasan sumbu filosofi.
Terlebih saat ini penumpang kereta api yang turun di Stasiun Tugu Jogja harus menyeberang dan berjalan kaki terlebih dahulu ke halte bus Trans Jogja yang berlokasi di depan Hotel Inna Garuda jika ingin beralih moda transportasi.
Selain itu juga keterbatasan lahan parkir di Stasiun Tugu, maka juga mencoba membantu dengan memfasilitasi integrasi moda agar masyarakat tidak harus membawa kendaraan pribadi menuju stasiun. Meskipin begitu dia menegaskan yang boleh contraflow hanya bus TransJogja. (wia/laz)