Neutron Yogyakarta

Uji Coba Contraflow Dimulai, Libatkan 16 Bus Trans Jogja Boleh Lawan Arah

Uji Coba Contraflow Dimulai, Libatkan 16 Bus Trans Jogja Boleh Lawan Arah
LANCAR: Bus Trans Jogja melintas di kawasan Malioboro. (GUNTUR AGA TIRTANA/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Uji coba contraflow dimulai di sepanjang Jalan Pasar Kembang Jogja Selasa (31/10). Uji coba selama 3 jam itu diprioritaskan khusus transportasi publik dengan melibatkan 16 bus Trans Jogja.

Kebijakan ini untuk mendukung low emission zone kawasan Malioboro melalui pedestrian 2025 mendatang.

Pelaksana Harian (Plh) Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Sumariyoto mengatakan, uji coba contraflow melibatkan total 16 armada Trans Jogja. Di antaranya 10 unit jurusan Palbapang-Bantul.

Kemudian dari Gamping ada jurusan 6A dan 6B masing-masing 3 unit bus. Uji coba dimulai pukul 09.00 hingga 12.00.

“Uji coba durasi kita coba dulu 3 jam, kita lihat seperti apa. Masalahnya diluar skenario ternyata ada pekerjaan disini,” katanya di lokasi uji coba.

Dalam uji coba tersebut bus Trans Jogja diberi akses khusus ke timur di Jalan Pasar Kembang. Ada pembatas jalan berupa water barrier berwarna oranye yang dilengkapi pemantul cahaya, water barrier dipasang di sisi utara jalan raya. Lebar lajur khusus ini sekitar 3 meteran.

Baca Juga: Uji Coba Contra Flow Diundur Besok, Penundaan Karena Belum Adanya Kesepakatan

Pembatas ini untuk mencegah pemakai jalan raya memasuki jalur lalu lintas yang berlawanan arah. Dan disediakan halte portabel di depan pintu keluar Stasiun Jogja.

Oyot sapaan akrabnya itu menjelaskan uji coba ini baru tahapan awal memberikan edukasi kepada masyarakat. Bahwa untuk sampai ke sumbu filosofi Malioboro tidak harus menggunakan kendaraan pribadi.

Namun, bisa menggunakan angkutan umum Trans Jogja. Maka sekaligus sebagai upaya merubah habit masyarakat secara perlahan menggunakan transportasi publik.

“Karena habit masyarakat kita masih nyaman dengan kendaraan pribadi maka kita pelan-pelan mencoba untuk mengubah habit itu. Karena kalau dari prediksi kapasitas jalan kita nggak akan bertambah kendaraan luar biasa,” ujarnya.

Baca Juga: KAI Daop 6 Dukung Rencana Integrasi Antarmoda, Sediakan Halte Trans Jogja di Pintu Selatan Stasiun Tugu Jogja

Dengan adanya pemberlakuan rekayasa lalu lintas itu, akan mempermudah bagi masyarakat yang hendak menuju ke kawasan Malioboro ketika nanti sumbu filosofi tidak bisa diakses dengan kendaraan pribadi.

Juga, membantu memfasilitasi pelanggan KA yang hendak menyambung transportasi. Sehingga tidak harus berjalan kaki menuju halte Trans Jogja di depan Hotel Grand Inna Malioboro.

“Maka kita hari ini uji coba contraflow mempermudah akses masyarakat tapi dengan public transport Trans Jogja,” jelasnya.

Uji coba ini dalam rangka juga mendukung sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia yang nantinya akan diberlakukan kebijakan zona rendah emisi dengan cara pedestrian di kawasan Malioboro pada 2025 mendatang. Selain itu, juga mewujudkan transportasi terintegrasi.

“Ya tentunya transportasi itu yang sukses harus terintegrasi maka ini adalah upaya kita untuk mewujudkan mobilitas yang berkelanjutan,” sambungnya.

Baca Juga: 25 Bus Trans Jogja Diganti, Khusus Jalur 3A dan IB, Beroperasi sejak 2016

Dijadwalkan uji coba ini akan berlanjut sampai dengan setidaknya minggu kedua November. Sembari melakukan evaluasi bertahap untuk melihat persoalan yang terjadi. Selama uji coba juga akan dikerahkan SDM di lokasi untuk mengantipasi potensi pelanggar.

“Nanti kita lihat secara step by step masalahnya dimana konfliknya di mana agar semuanya bisa smooth dan bisa diterima oleh semuanya,” terangnya.

Pun Dishub merencanakan pengadaan dua Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas atau Apill di persimpangan Gandekan Lor dengan sekitar teteg Malioboro ketika kebijakan sudah diberlakukan permanen. Akan ada pula Area Traffic Control System atau yang lebih dikenal dengan istilah ATCS.

Sistem ini mengontrol lampu lalu lintas otomatis dengan menggunakan kamera berbasis micro controller yang bekerja menggunakan lampu lalu lintas secara default control, yaitu searah dengan arah jarum jam. Demikian pula bakal disediakan halte permanen ke depan.

Baca Juga: Harga Gula Pasir Meroket, Begini Penjelasan Disperindag Sleman…

“Kalau ini sudah bisa diberlakukan kita coba lakukan juga upaya untuk melindungi dari hujan atau panas coba nanti kita upayakan kita kerjasama dengan PT KAI,” tambahnya.

Manager Humas Daop 6 Jogjakarta Krisbiyantoro menyambut baik dan mendukung penerapan contraflow di Jalan Pasar Kembang atau di depan Stasiun Tugu Jogja pintu selatan. Terlebih, jika bicara tentang integrasi antarmoda.

“Kalau bicara tentang soal integrasi antarmoda tentunya dari kereta api akan langsung bisa menyambung transportasi dengan bus ataupun dengan transportasi lain,” katanya.

Menurutnya, penumpang kereta api naik maupun turun di Stasiun Tugu Jogja rata-rata lebih dari 10 hingga 14 ribuan setiap harinya selama 24 jam.

“Dengan adanya Trans Jogja ini masuk dan persis di depan stasiun tentu lebih dekat baik penumpang yang akan naik ataupun penumpang yang turun menuju ke stasiun,” imbuhnya. (wia/amd)

Lainnya

Exit mobile version