Neutron Yogyakarta

Ajak Puluhan Siswa Menggambar Mural, Dalam Rangka Memeriahkan Biennale Jogja 2023

Ajak Puluhan Siswa Menggambar Mural, Dalam Rangka Memeriahkan Biennale Jogja 2023
BERKREASI: Puluhan siswa sekolah dasar diajak menggambar mural bersama di SDN Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul,(2/11/23). Kegiatan ini sebagai rangkaian Biennale Jogja 2023.Gregorius Bramantyo/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Puluhan siswa sekolah dasar diajak menggambar mural bersama di SDN Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Kamis (2/11/23). Mereka berasal dari enam sekolah dasar yang berbeda mengikuti kegiatan menyemarakkan Biennale Jogja 2023.

Rangkaian Biennale Jogja 2023 berupa program Anak Saba Sawah ini melibatkan masyarakat sekitar, khususnya sekolah-sekolah jenjang sekolah dasar, sekolah rumah (home schooling), dan sanggar di wilayah Kalurahan Panggungharjo dan Bangunjiwo sebagai partisipannya. Tema mural kali ini adalah Saba Sawah, yang merefleksikan anak-anak bermain di tepi persawahan.

Pameran Anak Saba Sawah merupakan salah satu rangkaian program Biennale Jogja. Saba Sawah, yang dalam bahasa Jawa berarti bermain di sawah, memberi ruang bagi anak mengenal lingkungan sekitarnya melalui sawah. “Sebagai sebuah ruang, ada berbagai aktivitas yang dilakukan di sawah yakni bercocok tanam, bertani, hingga bermain,” kata Koordinator Pameran Karen Hardini.

Baca Juga: Alihkan Kegiatan Positif Siswa dengan Mural

Panggungharjo dipilih sebagai lokasi pameran karena terdapat lahan persawahan yang luas, pengolahan limbah organik, serta adanya kampung dolanan.
Biennale Jogja sendiri secara konsisten melibatkan anak-anak dalam tur dan workshop. Hanya saja untuk pameran anak-anak di Biennale Jogja baru pertama kali diselenggarakan di tahun ini.

Kepala SDN Sawit Ardhian Herda Permana menjelaskan, Biennale Jogja memberikan bantuan berupa cat tembok putih sebagai warna dasar. Tembok yang digambar mural sendiri adalah tembok bagian luar sekolah. “Tembok itu sudah lama dalam kondisi tidak bagus, banyak tulisan dan coretan yang tidak sesuai, sering diaslahgunakan juga, dan rumputnya tinggi,” katanya.

Tembok itu sebelumnya dibersihkan secara kerja bakti yang melibatkan para siswa sebelum digambar mural. Pihak sekolah juga membantu dalam mengerjakan cat dasar. Lalu seniman membuat pola desain. Ada 20 siswa SDN Sawit yang terlibat dalam pewarnaan mural. “Ini penting juga buat kami dalam menyadarkan anak dan menjadi pembelajaran mereka,” tandasnya. (tyo/din)

Lainnya