RADAR MAGELANG – Fenomena awan hujan yang melingkar atau tampak bolong menghindari wilayah Jogjakarta sempat ramai di jagat maya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakara pun memberikan penjelasan.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogjakarta Warjono mengatakan, fenomena itu sebenarnya bukan awan hujan menghindari wilayah Jogjakarta. Namun lebih kepada data dari radar cuaca yang dimiliki oleh instansinya.
Jojo, sapaannya menjelaskan, gambaran awan hujan yang viral di media sosial itu bernama bright band echo. Yakni sebuah fenomena yang terjadi ketika ada butiran air atau awan di lapisan icing (lapisan awan yang sangat dingin). Namun tidak sampai ke bawah atau tidak menimbulkan hujan sama sekali.
Baca Juga: Sudah Hujan tapi Kok Suhu Udara di Jogja Masih Gerah ? Begini Penjelasan BMKG
“Secara riil awan tersebut (bright band echo) ada di seluruh Jogja, termasuk yang bolong. Tapi karena terbatasnya kemampuan radar, tidak bisa sampai tegak lurus. Sehingga citra radar nampak bolong,” ujarnya kepada Radar Jogja Minggu (5/11).
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogjakarta Reni Kraningtyas menyampaikan, pada awal bulan November ini sebagian besar wilayah DIJ pada umumnya belum masuk musim penghujan. Namun masih dalam masa-masa pancaroba.
“Kondisi ini membuat awan-awan hujan belum banyak terbentuk. Terlebih lagi dengan masih adanya fenomena El Nino yang menyebabkan intensitas curah hujan berkurang,” terang Reni.
Baca Juga: Viral Awan Hujan Melingkar Hindari Jogja, BMKG Beberkan Alasannya
Ia melanjutkan, dengan kondisi awan-awan hujan yang belum terlalu banyak itu maka intensitas radiasi sinar matahari pun dapat maksimal diterima bumi. Hal itu yang kemudian membuat suhu udara di Jogjakarta masih terasa gerah atau panas.
Dia menjelaskan, untuk saat ini posisi matahari sudah perlahan- lahan bergerak ke selatan menjauhi ekuator atau katulistiwa. Walaupun begitu, radiasi dari sinar matahari tetap memberikan efek pada suhu udara yang cenderung panas di wilayah DIJ.
“Namun seiring waktu masuk musim hujan, maka rata-rata suhu udara maksimal di DIJ akan cenderung turun kembali. Berkisar 30 sampai 33 derajat celcius,” jelas Reni. (inu/laz)