Neutron Yogyakarta

Harga Cabai Tembus Rp 80 Ribu Per Kg

Harga Cabai Tembus Rp 80 Ribu Per Kg
ELANG KHARISMA DEWANGGA /RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Para pedagang sayuran di Pasar Beringharjo Jogja dibuat senam jantung dengan harga cabai. Kenaikan harga dalam sepekan terakhir melonjak lima kali dan belakangan kembali merangkak naik tembus hingga Rp 80 ribu per kilogram.

Pedagang sayuran Ida Chabibah mengaku, harga cabai dan sayur mayur mengalami kenaikan yang sangat signifikan sejak dua hingga tiga pekan ini. Harga cabai untuk saat ini di angka Rp 80 ribu per kilogram, berlaku untuk semua jenis cabai.

“Sempat ada penurunan sedikit, kemudian harganya naik lagi. Naik turunnya cepat, kemarin Rp 85 ribu hari ini Rp 80 ribu, kemungkinan besok naik lagi,” katanya kepada wartawan Senin (6/11).

Baca Juga: Gubernur HB X Minta TPID Cari Tahu Penyebab Kenaikan Harga Cabai, Ini Masalahnya Sistem Distribusi

Ida menjelaskan, kenaikan cabai berlaku untuk semua jenis cabai, di antaranya, cabai rawit setan, rawit lalap, keriting merah, keriting hijau, teropong merah, dan teropong hijau. Semua jenis ini diklaim mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Bahkan jenis cabai keriting hijau yang biasanya Rp 24 ribu per kg paling mahal, sekarang menginjak Rp 45 ribu-Rp 50 ribu per kg.

“Tahun ini sangat rekor, rekor tertinggi dari sebelumnya wong pandemi saja nggak semahal itu. Bahkan musim penghujan nggak sampai semahal itu. Musim hujan yang ditakutin sama customer dan pedagang juga to, itu aja kenaikannya, nggak sengeri ini,” ujarnya.

Menurutnya, selain cabai 80 persen sayur mayur lainnya juga mengalami kenaikan signifikan. Terutama brokoli, dari harga Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kg sekarang menjadi Rp 35 ribu. Lainnya, bunga kol dari Rp 15 ribu sekarang Rp 25 ribu, sawi sendok Rp 8 ribu sekarang Rp 14 ribu. Kemudian buncis yang tadinya maksimal Rp 12 ribu paling mahal sekarang Rp 20 ribu.

Baca Juga: Cabai Rawit Melonjak, Harganya Pedes Sampai Rp 80 Ribu Per Kilogram

Dia menyebut, kenaikan ini dipicu karena pengaruh cuaca ekstrem belakangan ini yang berimplikasi pada harga sayur mayur menjadi tinggi. Namun untuk stok barang pasokan dari Muntilan tidak mengalami kendala. Hanya, ketahanannya yang mudah layu.

Dia tidak ingin berspekulasi atau mengambil risiko terkait stok komoditas jika sewaktu-waktu harga turun drastis atau tidak laku karena konsumen mengurangi pembelian.
“Kalau untuk harga cabai sendiri masih terjangkau kalau saya. Customer-customer masih tetap beli, mungkin antisipasinya dengan pengurangan pembelian. Membeli tapi yang awalnya beli dua kilo cuma satu kilo,” jelasnya.

Praktis harga cabai yang masih fluktuatif itu membuat dia juga membatasi persediaan. Dari biasa persediaan 20-50 kg, hanya membeli separonya saja. Ini untuk mengantisipasi barang tetap fresh atau tidak layu.
“Kalau untuk omzet sama saja sih, keuntungan dari harga mahal sama harga murah sama saja. Daya beli konsumen juga sama nggak terpengaruh, karena sudah kebutuhan,” terangnya.

Baca Juga: Harga Melonjak 5 Kali Bikin Pedagang Sayur Mayur Dibuat Senam Jantung, Harga Cabai Tembus Rp 80 ribu Per Kilo

Dia berharap kenaikan harga khususnya untuk komoditas sayuran, terutama cabai tidak berlangsung lama. Pun diharapkan agar ada subsidi untuk para petani, sehingga harga tak melonjak naik. Dengan begitu bisa berpengaruh juga ke para pedagang.

Gubernur HB X segera meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mencari tahu penyebab harga cabai dan sayuran mahal di pasaran. Hal ini sebagai salah satu upaya pemprov mencegah terjadinya inflasi daerah.

Meski belum mengetahui penyebab kenaikan harga sayuran termasuk cabai di pasaran, ini bisa dimungkinkan karena masalah distribusi. “Saya tidak mengerti mengapa harganya mahal. Mestinya kalau musim kemarau, itu bisa panen. Musim hujan yang nggak bisa panen. Ini masalahnya sistem distribusi,” katanya.

Baca Juga: Nah Ini Dia 10 Manfaat Cabai Hijau, Mulai dari Menjaga Berat Badan hingga Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

HB X akan berkoordinasi dengan TPID untuk meminta jajarannya itu mengkaji kenaikan harga sayuran terutama cabai. Hal ini sebagai strategi pemprov untuk mencegah inflasi daerah. “Inflasi itu kan ukurannya ada sendiri. Tapi harga naik sebetulnya kalau kita makan itu murah, yang mahal itu cost ya kan,” ujarnya.

Menurut raja Keraton Jogja itu, penyebab inflasi terjadi karena permintaan terhadap barang atau jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen. Kemudian cost push inflation terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik. Sehingga terkait upaya menekan inflasi akibat naiknya harga cabai, menjadi ranahnya TPID.

Sementara itu, Kepala Disperindag DIJ Syam Arjayanti mengatakan, berdasar data yang dihimpunnya beberapa komoditas sembako memang naik, mulai gula pasir yang kini seharga 16.125/kg, telur ayam negeri 25.500/kg, bawang merah 20.250/kg hingga cabai yang naiknya cukup tinggi yakni cabai keriting merah 52.250/kg dan cabai rawit merah 69.250/kg “Itu data terakhir per akhir Oktober, tapi harga di lapangan sudah naik juga,” katanya.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Pol Pedasnya, Tembus Rp 70 Ribu Per Kilogram

Syam menyebut, kenaikan berbagai komponen itu masih terjadi dan cukup fluktuatif secara harga di beberapa daerah. Untuk wilayah DIJ sendiri Syam menyebut telah menyiapkan skema untuk menstabilisasi harga tersebut. “Kita sudah siapkan anggaran untuk operasi pasar dan melakukan pasar murah,” tambahnya.

Disebutnya, operasi pasar akan dilaksanakan di empat pasar pantauan yakni Pasar Beringharjo, Pasar Prawirotaman, Pasar Demangan, dan Pasar Kranggan. Sementara pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah-daerah yang rawan berada di ambang garis kemiskinan. “Total anggaran Rp 1 miliar sampai Desember nanti, dan sudah mulai dijalankan di beberapa lokasi,” lontarnya.

Kenaikan berbagai komoditas sembako itu turut dirasakan dampaknya oleh pedagang hingga masyarakat, termasuk salah seorang pedagang sembako di Pasar Beringharjo Lasmi. Ia mengaku mengurangi jumlah pasokan yang dijual karena memang ketersediaan barang terbatas, ditambah harga yang kenaikannya cukup tinggi. “Ini naiknya tinggi dan hampir semuanya itu naik, stoknya juga sedikit,” keluhnya.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Naik, Paling Sebentar Lagi Turun

Ke depannya Lasmi turut berharap segera dilakukan langkah pengendalian baik dari pemerintah maupun dinas terkait untuk bisa menstabilisasi harga-harga yang naik. “Harapannya harganya segera turun dan stabil. Kalau tinggi semua gini, jualannya juga susah,” tandasnya. (wia/iza/laz)

Lainnya

Exit mobile version