RADAR MAGELANG – Pemkab Gunungkidul mulai menyusun peta kerawanan bencana alam pada musim hujan tahun ini. Hal tersebut sebagai salah satu langkah antisipasi dalam mengurangi dampak bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Purwono mengatakan, rapat koordinasi (rakor) persiapan menghadapi potensi bencana telah dilakukan. “Menghadirkan relawan, dan OPD (organisasi perangkat daerah) terkait rakor dilaksanakan 30 Oktober,” kata Purwono, Senin (6/11).
Dia menjelaskan, rakor tersebut membahas skenario kemungkinan debit hujan tinggi, antisipasi teknis, dan penyusunan peta rawan bencana. Secara garis besar sebaran peta wilayah rawan bencana hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya.”Pemetaan rawan bencana saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan telah dilakukan,” ujarnya.
Baca Juga: Tak Ada Rencana Tanam Rumput di Alun-Alun Wonosari, DLH Gunungkidul: Biar Tumbuh Sendiri
Menurut Purwono, peta bencana sangat penting untuk mengantisipasi dampak bencana alam seperti banjir dan tanah longsor selama musim hujan. Belakangan hujan mulai turun di sejumlah wilayah dengan intensitas sedang.”Potensi angin kencang dan puting beliung di zona tengah seperti Kapanewon Semanu, Wonosari, dan Paliyan,” jelasnya.
Kemudian banjir luapan sungai membentang di bantaran Kali Oya dari Kapanewon Semin, Ngawen, Karangmojo, Wonosari, Nglipar, hingga Kapanewon Playen. Mantan Panewu Purwosari itu juga menyebut, untuk potensi longsor ada di zona utara.”Rakor penting dilaksanakan demi meningkatkan konsolidasi multi pihak penanggulangan bencana,” ucapnya.
Disinggung mengenai alat sistem peringatan dini (EWS), total ada 30 titik namun diantaranya bermasalah. Padahal EWS mampu menangkap pergerakan tanah, dan sangat efektif sebagai upaya pencegahan jatuhnya korban.”EWS longsor di zona utara. EWS longsor masih fungsi ada di Sampang dan Watugajah, Kapanewon Gedangsari,” ungkapnya.
Baca Juga: Kemarau Berlalu, Gunungkidul Beralih Pancaroba
Anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kalurahan Kemadang, Surisdiyanto mengatakan, EWS tsunami tersebar di sejumlah titik. Seperti Pantai Sadeng, Sepanjang, Pantai Baron, Pantai Wediombo, Krakal, Gesing, dan Baron dua.”Tidak semua berfungsi optimal karena di antaranya mengalami kerusakan. Kelihatanya pernah diusulkan (perbaikan),” kata Surisdiyanto. (gun/din)