RADAR MAGELANG – Memasuki periode akhir tahun, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIJ menargetkan ada peningkatan okupansi mencapai 80 persen. Dengan demografi para tamu hotel didominasi oleh rombongan sekolah, instansi pemerintah dan swasta, hingga rombongan keluarga.
“Kenaikan okupansi akan makin terlihat di pertengahan November-Desember,” sebut Ketua PHRI DIJ Deddy Pranowo Eryono Rabu (8/11/23).
Sejauh ini, rata-rata tingkat hunian kamar hotel di DIJ masih berkisar di angka 45-50 persen. Didominasi oleh hotel non-bintang dan hotel bintang 1 maupun 2 yang banyak mengakomodasi rombongan sekolah. “Kunjungan rombongan sekolah itu memang banyak dan cukup mendongrak okupansi,” sambungnya.
Secara pola tahunan Deddy cukup optimistis bahwa capaian okupansi di tahun ini minimal akan sama bahkan lebih tinggi dibanding 2022. “Kita belum tahu pasti tapi harapannya sama atau bahkan ada kenaikan sedikit,” lontarnya.
Baca Juga: PHRI Bantul Klaim Mampu Kelola Sampah Mandiri
Sementara itu, Ketua PHRI Bantul Yohanes Hendra mengatakan, reservasi okupansi hotel pada November terpantau meningkat 10 persen. “Okupansi hotel saat ini ada sekitar kurang dari 40 persen,” katanya.
Sementara itu, reservasi hotel pada 15-31 Desember mampu menyentuh angka di atas 60 persen. Rata-rata, mereka yang melakukan rersevarsi hotel di Bantul berasal dari tiga kota besar Indonesia. Yakni Jakarta, Surabaya dan Semarang. Namun, peningkatan resevarsi itu masih bersifat sementara.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, okupansi hotel saat ini masih dalam taraf normal. “Kalau yang libur Natal sudah mulai tetapi belum penuh. Sudah mulai komunikasi, bahkan ada yang resevarsi,” ujarnya.
Baca Juga: Okupansi Hotel Sepi, PHRI Sleman Genjot Penjualan Paket Konsumsi
Mantan Panewu Sewon ini menargetkan, tingkat hunian hotel saat akhir tahun mencapai 95 persen. “Syukur-syukur bisa 100 persen,” harapnya. (iza/tyo/eno)